Home
/
Travel

Di Balik Kemegahan Menara Big Ben London

Di Balik Kemegahan Menara Big Ben London
Kolumnis: 31 May 2018
Bagikan :

Siapa yang membuka restoran India pertama di Inggris? Berapa ukuran taman Lake District di Inggris Utara? Berapa usia lonceng Big Ben yang tersohor itu? Inilah sekelumit pertanyaan yang bakal memberondong para calon pencari kewarganegaraan di Inggris.

Inggris punya aturan bahwa semua calon warga negaranya harus berhasil menjawab 18 dari 24 pertanyaan yang dipilih dari sekitar 3.000 fakta. Meghan Markle, aktris asal Amerika Serikat yang baru saja dinikahi Pangeran Harry tak luput dari aturan tersebut ketika ia hendak menjadi warga Inggris mengikuti suaminya.

Ini terdengar menyeramkan bagi mereka yang tak mudah mengingat detail lokasi dan peristiwa berbau sejarah. Bahkan dalam survei acak yang dilakukan Reuters, hanya 23 dari 41 warga Inggris yang bisa menjawab berbagai pertanyaan seputar negaranya dengan benar. Sisanya hanya menebak-nebak saja.

Terlepas dari kerumitan itu, kemunculan Big Ben dalam daftar trivia bisa menjadi salah satu penegasan betapa menara lonceng lengkap dengan jam raksasa itu masih jadi ikon penting dan bersejarah baik bagi Kota London dan Inggris.

Saking tersohornya, dalam beberapa tahun terakhir muncul fenomena baru dari para pasangan Asia, khususnya dari Cina, yang melakukan sesi pemotretan pra-nikah berlatar menara Big Ben. Dikutip dari Spectator, foto pra-nikah di Big Ben sudah menjadi salah satu cara untuk memamerkan status ekonomi kelas atas.

Fenomena ini berbarengan dengan banyaknya para muda-mudi Cina yang menempuh pendidikan tinggi di Inggris. Bagi orangtua, foto-foto itu hendak menceritakan anak-anak mereka yang kosmopolitan, sukses, ganteng dan cantik. Dus, Big Ben pun jadi ukuran kesuksesan baru.

Tapi bagaimana sebenarnya Big Ben lahir?  

Menara Big Ben berdiri di atas bangunan komplek Istana Westminster yang sekaligus difungsikan sebagai Gedung Parlemen Inggris. Pada 1834 sebagian besar Istana Westminister yang berdiri sejak 1040 habis dilalap api. Banyak warga berbondong menyaksikan kebakaran sampai-sampai mempersulit kerja-kerja petugas pemadam kebakaran.


Setelah kebakaran berlalu, Westminster pun kembali dibangun. Sebuah komite yang bertugas mengawasi pembangunan dibentuk. Para arsitek dikumpulkan untuk mengajukan desain baru. Dari 97 desain yang diterima komite, arsitek Charles Barry keluar sebagai pemenang.

Tidak ada menara jam dalam desain Barry. Sebaliknya, komite Westminister-lah yang meminta Barry menambahkan sebuah menara lengkap dengan jam raksasa di empat sisi beserta lonceng besar.

Tetapi Barry sadar bahwa ia bukan seorang pembuat jam. Dia mengajukan nama Benjamin Lous Vuillamy, seorang ahli pembuat jam langganan Kerajaan Inggris untuk mengerjakan dan mulai mendesain jam raksasa pada 1844.

Dalam buku Big Ben: the Great Clock and the Bells at the Palace of Westminster karya Chris McKay (2010) pada 1852, pembuatan jam dikerjakan oleh Edward John Dent, yang perusahaannya memenangkan tender.

Soal pembuatan jam, Vullamy dan Dent sempat terlibat perselisihan. Mereka sama-sama maestro di bidangnya. George Airy, seorang astronom kerajaan, akhirnya ditunjuk sebagai wasit yang menetapkan standar untuk pembuatan jam, misalnya akurasi per detik hingga kinerja jam. Hasilnya akan dievaluasi dua kali sehari di Greenwich Observatory.

Akibat standar tinggi yang dipancangkan Airy, pembuatan jam terbengkalai sampai tujuh tahun. Selama tujuh tahun pula Airy menggandeng Edmund Beckett Denison, seorang pengacara sekaligus pembuat jam. Pada Februari 1852, Dent ditunjuk untuk membuat jam dari desain Denison. Namun, Dent meninggal pada 1853. Pengerjaan jam pun diserahkan kepada Frederick, anak tiri Dent. Ia berhasil menyelesaikan jam itu pada 1854.


Tapi Denison-lah yang membuat banyak penyempurnaan, termasuk memastikan agar pendulum jam tidak terpengaruh tekanan angin di puncak sehingga waktu yang dirujuk tetap akurat. Bahkan temuan Denison yang dikenal sebagai Grimthorpe Escapement dipakai sebagai patokan mekanisme kerja jam di seluruh dunia.

Menara jam mulai terlihat bentuknya pada 1858. Waktu itu, empat lonceng raksasa di masing-masing sisi. Masing-masing lonceng memiliki bobot 16 ton dan bakal berbunyi setiap hari lengkap dengan palu raksasa sebagai pemukul lonceng. Jam hasil polesan Denison mulai dipasang di menara pada April 1859.

Royal Society of Edinburg mencatat, secara keseluruhan bangunan Menara Big Ben disusun dari bata berlapis batu hingga ketinggian 61 meter. Pucuk menara yang bermodel kerucut terbuat dari besi, dan bila tingginya ditotal menjadi 92 meter. Rangka beton di bawah menyangga dengan ketebalan mencapai tiga meter dan tertanam hingga kedalaman tujuh meter.

Jam di Menara Big Ben pertama beroperasi pada 31 Mei 1859, tepat hari ini 159 tahun lalu. Loncengnya mulai berdentang pada bulan Juli di tahun yang sama.

Namun, Big Ben bukanlah menara jam pertama yang dibangun di lingkungan Parlemen Westminister. Berdasarkan situs resmi Parlemen Inggris, menara pertama dibangun pada 1288 sampai 1290 pada masa pemerintahan Raja Edward I. Letaknya di sisi utara Westminster, lengkap dengan jam berjuluk Great Tom dan lonceng bernama Great Edward.

Menara kedua menggantikan menara pertama. Menara ini berdiri pada 1367 dan beroperasi untuk publik hingga tahun 1707 ketika rusak. Adapun menara ketiga dibangun pada 1843 dan dikenal sebagai Big Ben sampai detik ini.

Infografik Mozaik Big Ben
Preview

Berhenti dan Dipugar

Sejak awal pemasangan jam di Menara Big Ben pada 1859, sejumlah kendala menghampiri. Jarum jam yang terbuat dari besi tidak berfungsi lantaran bobot terlalu berat. Setelah diganti dengan jarum berbahan tembaga ringan, barulah ia bisa beroperasi. Tidak ada upacara resmi yang mengiringi, mungkin karena pembangunannya molor dari jadwal semula.


Sejak 1939 sampai April 1945, dalam suasana Perang Dunia II, jam dan cahaya lampu Menara Big Ben sengaja berhenti beroperasi agar tidak mengundang musuh untuk menyerang Gedung Parlemen. Namun, lonceng tetap berdentang normal.

Jam Menara Big Ben berhenti kembali selama tujuh minggu pada 2007 karena perbaikan. Pada 2009 Big Ben merayakan ulang tahunnya yang ke-150. Pada 2011 jam Big Ben mulai menunjukkan penuaannya dengan perkiraan pergeseran waktu kurang dari satu millimeter per tahun.

Nama Menara Big Ben pada 12 September 2012 diubah menjadi Elizabeth Tower dalam rangka memperingati 60 tahun takhta sang ratu.

Indikasi pergeseran akurasi jam Big Ben dan keausan beberapa komponen mulai menuntut perbaikan serius. Oktober 2015, surat kabar Inggris Mail on Sunday dan Sunday Times melaporkan bahwa jika jam Big Ben tidak diperbaiki, jarumnya bisa jatuh.

Diperkirakan biaya perbaikan jam Big Ben mencapai 42 juta dollar dan dijadwalkan dimulai pada 2017. Konsekuensinya, jam Big Ben tidak akan beroperasi selama perbaikan berlangsung.


Parlemen Inggris mengumumkan bahwa sejak 21 Agustus 2017 sampai 2021, jam Big Ben resmi berhenti beroperasi karena menjalani perbaikan besar. Biaya perbaikan juga melambung menjadi 61 juta euro.

Ada dua teori terkait asal usul mengapa dinamai Big Ben yang berisi jam dan lonceng raksasa. Pertama, nama itu diyakini diambil dari Benjamin Hall, seorang anggota komisi pengawas pengerjaan menara pasca kebakaran yang bekerja dari 1855 sampai 1858. Kedua, diambil dari nama Ben Caunt, seorang juara tinju kelas berat tahun 1850-an asal Inggris. Sejauh ini banyak yang meyakini bahwa teori pertama lebih masuk akal.

Baca juga artikel terkait MENARA BIG BEN atau tulisan menarik lainnya Tony Firman

populerRelated Article