Home
/
Lifestyle

Demi Tas Louis Vuitton, Lelaki Ini Rela Mati di Tangan Perampok

Demi Tas Louis Vuitton, Lelaki Ini Rela Mati di Tangan Perampok
Vania Rossa30 May 2018
Bagikan :

Saat diberi pilihan antara harta atau nyawa oleh perampok, kebanyakan orang akan memilih untuk menyelamatkan nyawa dan merelakan hartanya. Tapi, tidak demikian halnya dengan lelaki asal Amerika Serikat, Jerad Kluting. Jerad mengatakan bahwa ia rela mati demi tas Louis Vuitton seharga Rp 238 juta miliknya.

Dilansir dari Oddity Central, Jerad mengaku sedang berjalan-jalan di Kota Holland, Michigan, ketika tiba-tiba ia dihampiri sekelompok perampok bertopeng.

Menurut pernyataan Jerad, perampok itu mengeluarkan pistol dari ikat pinggang dan meminta agar dirinya menyerahkan tas LV-nya.

Tapi Jerad menolak. Pasalnya, barang yang diminta perampok merupakan barang yang paling dicintai Jerad.

Selain karena harganya yang mahal, tas LV tersebut juga berhasil membuat Jerad jatuh cinta pada pandangan pertama.

Kata Jerad, ia telah menabung untuk waktu yang lama dan dia tidak akan menyerahkan tas miliknya begitu saja kepada orang asing walau nyawanya dipertaruhkan.

"Itu terjadi cepat sekali. Dalam satu gerakan dia mengeluarkan pistol dari ikat pinggangnya dan tangan yang lain meletakkan sapu tangan di atas mulut saya dan berkata, 'Beri aku tas Anda'," kenang Jerad.

Jerad lalu berkata pada si perampok bahwa dirinya tak bisa memberikan tas tersebut karena ia 'bekerja sangat keras untuk bisa memiliki tas ini'.

Tapi tampaknya si perampok tidak terlalu terkesan dengan kisah Jerad, dan malah mengeluarkan tembakan peringatan.

"Dia melepaskan tembakan kedua. Dan kemudian saya lari. Lalu kemudian saya mendengar tembakan ketiga dan ada empat tembakan. Tembakan ketiga membuat saya takut karena terdengar ada di belakang saya. Saya benar-benar menunggu untuk dipukul. Setelah berhasil mengambil tas saya, sang perampok kabur," ungkap Jerad.

Jerad Kluting memanggil polisi sesaat setelah perampokan terjadi. Tak butuh waktu lama bagi polisi untuk menangkap perampok berusia 21 tahun tersebut, yang kemudian didakwa dengan tuduhan perampokan bersenjata, kepemilikan senjata api, dan menerima serta menyembunyikan barang curian.

Jerad pun merasa senang karena masih bisa hidup, dan yang terpenting, ia bisa memeluk kembali tas yang paling dicintainya itu.

"Saya mendapatkan tas saya kembali. Ingat, Anda dapat memiliki tas ini, tapi mesti lewati dulu mayat saya," kata Jerad kepada wartawan.

 
populerRelated Article