Debat Elon Musk vs. Jack Ma: Mending Tinggal di Bumi atau Mars?
-
(Jack Ma dan Elon Musk/Wired)
Uzone.id -- Apa jadinya jika dua orang jenius di industri teknologi dipertemukan dalam satu forum? Sudah pasti berbincang dan berdebat soal hal-hal futuristik, termasuk tentang di mana peradaban manusia seharusnya tinggal: Bumi atau luar planet.Elon Musk, CEO Tesla Motors dan SpaceX bertemu dengan pendiri Alibaba, Jack Ma di panggung World AI Conference, Shanghai pada awal September ini. Memang tema besarnya membahas tentang kecerdasan buatan alias Artificial Intelligence (AI), namun keduanya sempat berdebat tentang habitat di masa depan.
Kalau kalian tahu, Musk memang terkenal dengan pemikiran-pemikiran ‘gila’, salah satunya mewujudkan mimpi untuk membangun kehidupan di Planet Mars. Seorang Jack Ma pun dikenal sebagai pribadi yang tak kalah cerdas dalam memanfaatkan ekonomi digital dan kerap memberikan motivasi kepada generasi muda tentang berbisnis dan kiat sukses di teknologi.
Uniknya, kedua sosok ini sempat memperdebatkan soal Bumi dan Mars.
Baca juga: Elon Musk Perkirakan Biaya Hidup di Mars
“Saya tahu Anda mau pergi ke Mars. Jadi kira-kira kehidupan di Mars akan seperti apa? Benar-benar akan pindah ke sana? Saya lebih tertarik tinggal di Bumi karena berbagai hal terjadi di sini. Apa yang bikin Anda tertarik banget tentang Mars?” tanya Ma kepada Musk.
Musk pun menjawabnya dengan mengaitkan dengan keberadaan alien di luar Bumi yang sampai sekarang dianggapnya tak kunjung jelas.
Dia sampai menyebut tentang Paradoks Fermi, yang memiliki arti kurang lebih, konsep bahwa ada peradaban ekstraterestrial yang jauh lebih cerdas dan canggih dari kehidupan Bumi, namun bukti ilmiah apapun tentang keberadaan mereka tidak ada atau belum ada.
“Mars sangat penting agar kita bisa beraksi untuk melanjutkan kesadaran di masa depan. Apapun yang memungkinkan bisa meningkatkan kesadaran kita, ya dengan melanjutkan masa depan. Kita belum bertemu dengan alien. Di mana alien? Ini Paradoks Fermi. Kenapa kita belum menemukan alien. Banyak yang percaya kita sudah menemukannya. Percayalah, kalau iya, pasti saya tahu. Ini buktinya belum,” ujar Musk.
Dari situ, Musk mengeluarkan argumennya mengenai manusia yang seharusnya menjadi spesies multi-planet agar bisa mengerti tentang alam semesta, bukan karena Bumi telah menuju kiamat.
“Dari berbagai tindakan yang kita lakukan, ada kemungkinan untuk meningkatkan cakupan kesadaran itu agar kita bisa mengerti bagaimana alam semesta ini bekerja. Salah satunya, menjadi spesies multi-planet, bukan karena ingin melarikan diri atau Bumi telah kiamat,” jawab Musk.
Dia melanjutkan, “ini pertama kalinya dalam sejarah 4,5 miliar tahun Bumi, kita punya harapan untuk memperpanjang kehidupan di luar Bumi. Sebelum sekarang, rasanya tak mungkin. Seberapa lama kesempatan ini akan ada, apakah dalam waktu lama atau sebentar? Anggap saja sebentar, jadi mari kita amankan masa depan, amankan kesadaran masa depan, dan menurut saya kita sebaiknya mewujudkan ini secepat ini.”
Baca juga: Elon Musk Bikin Tesla Layaknya 'Bioskop' Berjalan
Terlihat jelas bahwa Musk memang bersemangat untuk bisa membangun kehidupan di Mars. Tentu bukan proses mudah, apalagi meyakinkan miliaran penduduk Bumi bahwa pindah ke Mars adalah ide bagus untuk melanjutkan hidup.
Hal inilah yang kemudian ditanyakan Ma. Menurutnya, ia lebih memikirkan kehidupan di Bumi agar terus bisa menjadi rumah bagi makhluk hidup.
“Memang susah banget mengamankan masa depan Bumi, tapi kita bisa mengamankan masa depan 100 tahun yang akan datang. Saya mengagumi keberanian Anda mengeksplorasi Mars, tapi saya juga mengagumi banyak orang yang berupaya memperbaiki Bumi,” tutur Ma.
Dia menyambung, “memang hebat bisa mengirim 1 juta orang ke Mars, tapi kita harus memelihara 7,4 miliar orang di Bumi. Gimana caranya bikin dunia yang lebih berkelanjutan? Saya gak terlalu tertarik dengan Mars, karena rasanya mudah ke sana jika kita pergi menuju puncak gedung, satu langkah menggapainya, tapi kita gak akan bisa kembali lagi.”
Dari sini, Ma menanggapi Musk dengan argumennya mengenai kehidupan di Bumi dan pemanfaatan teknologi AI yang dapat membantu peradaban manusia.
“Kita harus tanggung jawab terhadap masa depan, tapi harus lebih peduli juga bagaimana kita bisa menikmatinya lebih baik lagi. Menurut saya, dengan adanya AI, manusia bisa semakin mengerti dirinya sendiri dan bisa memperbaiki dunia lebih baik lagi. 200 tahun lalu, manusia berusaha mengerti sisi lain, dan AI bisa membantu untuk memahami sisi dalam manusia itu sendiri,” ujar Ma.
Baca juga: Masa Depan Indonesia di Mata Jack Ma
“Saya dengar Anda mau menggali terowongan dalam di Bumi, itu keren banget. Setiap saya membaca berita tentang minat Anda mengenai luar angkasa, saya melihat Anda penuh hormat. Kami butuh pahlawan seperti Anda, tapi kami lebih butuh pahlawan seperti kita, yang mau bekerja keras di Bumi, memperbaiki banyak hal setiap hari. Itu yang saya inginkan,” tutup Ma.
Keduanya memiliki perbedaan pandangan tentang masa depan. Musk berpikir cara menyelamatkan keberlangsungan masa depan dengan pindah ke Mars, sedangkan Ma ingin terus meningkatkan kehidupan di Bumi dengan bergotong-royong bersama memperbaiki segalanya.
Kamu tim mana nih, gaes?