Daripada Motor Masuk Tol, Mending Keluarin Truk dari Tol
-
Foto: ilustrasi
Uzone.id - Wacana motor bisa masuk tol muncul lagi. Emang pada mau kemana sih wahai para bikers?Wacana ini dimunculkan lagi oleh Ketua DPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet). Usulan tersebut mengacu pada Peraturan Pemerintah PP Nomor 44 Tahun 2009, yang merevisi Pasal 38 PP Nomor 15 Tahun 2005 Tentang Jalan Tol, pada Pasal 1a .
Disana disebutkan jika jalan tol bisa dilengkapi jalur khusus untuk kendaraan bermotor roda dua. Dengan catatan, jalur harus terpisah secara fisik dengan jalur kendaraan roda empat atau lebih.
Tonton video review Isuzu Panther LV 2004, Sang Raja Jelang Kepunahan:
Belum urgent, kayak gak ada masalah lalu lintas lain aja
Menanggapi hal tersebut, dilansir Tribunnews.com, pengamat transportasi, Azas Tigor Nainggolan menilai wacana motor termasuk ojek online (ojol) masuk tol harus melalui pertimbangan matang.
"Ya kalau soal masuk ke jalan tol sih oke saja. Tapi lihat dulu juga bagaimana kapasitas penggunaan jalan tol tersebut, sudah padat atau belum?" katanya.
Nah, pengamat transportasi ini menyoroti kepadatan di jalan tol. Ini jadi menarik, karena hampir semua jalan tol di Indonesia itu padat—kalau gak mau dibilang semrawut.
Tol dalam kota Jakarta? Ya gue rasa kalian dah tau sendiri lah kondisinya. Kemudian tol Jagorawi dan Cikampek? Sebelas dua belas gaes kondisnya.
Nah, lo bayangin kalau motor juga bisa melintas di ruas-ruas jalan tol tersebut—meskipun tentu saja ada jalur khususnya.
Ah, soal jalur khusus, sepanjang ada patroli Polisi, mungkin itu efektif, tapi percaya deh, bikers yang udah berani masuk jalan tol, gak bakalan tahan memacu motornya hanya pada kecepatan 60 km per jam, pasti mau lebih!
Wajar sih, jalan alus, udah bayar, masa gak ngegeber motornya secara maksimal? yegak?
Jadi, belum ada urgensi motor harus masuk jalan tol, kecuali bakal nambah kondisi jalan tol makin semrawut, kecuali nih, masuk jalan tol gratis, silakan deh dibebaskan.
Melansir Merdeka.com, Menteri Perhubungan RI Budi Karya Sumadi menegaskan bahwa wacana sepeda motor bisa melintas di jalan tol dinilai belum terlalu penting.
"Menurut saya sepeda motor masuk jalan tol belum urgent, karena kita harus menimbang antara manfaat dengan potensi masalah yang akan ditimbulkan," kata Menhub.
Ya gue sepakat, pak. Pada mau kemana sih naik motor aja segala lewat tol? Mau nyusur tol Trans Jawa? kepanjangan, dan gak bagus buat pengendara motor, baik secara kesehatan sampai keselamatan.
Ya naik mobil aja lah, atau transportasi umum kalau emang mau jalan jauh.
Baca juga: 4 Hal yang Perlu Diwaspadai Saat Melintas Tol Trans Jawa
Apa?! Motor masuk tol buat wisata, seriously dude?
Tapi, biar bagaimana, kita juga perlu menghormati segelintir kepentingan yang ingin motor bisa masuk tol. Seperti para pengguna motor besar.
Sekretaris Jenderal MBC Indonesia, Irianto Ibrahim mengatakan pihaknya sangat mendukung rencana tersebut. Pasalnya, hal itu telah diidam-idamkan sejak lama, seperti dilansir dari Detik.com.
”Sangat mendukung,” ujarnya.
Rencana itu bisa mendulang devisa bagi negara. Sebab, pariwisata kendaraan khususnya motor gede (moge) bisa meningkat.
"Ini bagian dari tujuan wisata. Karena banyak saya keliling dunia itu banyak moge yang bisa masuk jalan tol. Nah kalau ada kan ini bisa jadi devisa bagi negara karena banyak yang mau," tambah dia.
"Kalau setuju saya ada catatan, yang masuk jalan tol safety riding. Lalu, harus ada pengawasan ketua klub masing-masing, harus diberi refensi khusus karena saya khawatir norak, seenak saja nggak menghargai orang lain (pengendara motor)," tutup dia.
Walaupun menurut gue, ini juga agak rancu. Buat orang berduit, beli motor gede semacam Harley-Davidson ya sah-sah aja.
Tapi tolong, perhatikan juga kondisi jalan di Indonesia.
Kita bukan di Eropa yang motor bisa masuk tol misalnya, kondisi jalan, kultur dan kebiasaan berkendaranya aja jelas beda.
Disana sudah dewasa semua, lah kita? Sein kanan belok kiri aja masih banyak.
Kemudian soal pariwisata, yaelah bro, kayak Indonesia itu kekurangan destinasi wisata aja, buanyaaaak banget bro, dan gak semuanya harus lewat jalan tol.
Itu aja dulu dieksplor, ngapain segala menjadikan jalan tol sebagai destinasi wisata.
Kemudian yang paling krusial adalah soal keselamatan—safety riding. Track record dan jejak digital udah banyak mencatat, bagaimana kelakukan para pengendara moge.
Memang, bawa moge itu sulit, khususnya kalau berjalan dalam kecepatan dan kondisi dalam kota. Tapi, bukan jaminan juga di jalan tol bakal lebih aman.
Dimana-mana, kalau untuk harian, naik motor paling aman barangkali ya Honda BeAT, bukan moge—ini mengacu pada kondisi jalan di Indonesia ya.
Dan moge, paling aman dan menyenangkan ya di sirkuit lah, silakan mengeksplor sesuka hati.
Apalagi, bro Irianto juga memention soal arogansi pengguna moge. Norak, arogan, dan lain-lain.
Nah ini juga masalah—kebanyakan pengguna moge belum dewasa, jadi masa iya ketua Club mau monitor tiap saat kaya ngemong anak kecil yang baru dapat mainan? Gak mungkin kan.
Jadi sekali lagi, menurut gue belum urgent motor masuk tol. Emang pada mau kemana sih?
Mari singkirkan truk yang lamban macam keong dari jalan tol
Kalaupun mau ada terobosan yang ngebuat pengguna jalan—khususnya jalan tol nyaman itu, coba tolong Menhub sikat-sikatin lah itu truk-truk yang jalannya kayak keong di jalan tol.
Begini masalahnya; para pengguna mobil udah bayar mahal lho untuk mengakses jalan tol. Eh, masih macet juga.
Oke, mungkin karena ruas tol gak sebanding sama volume kendaraan.
Tapi gak juga! Sering kali malah kelakukan pengguna jalan yang justru ngebuat jalan tol tersendat.
Pasti sering dong, nemuin kondisi jalan tol tersendat cuma gara-gara laju keong truk-truk di ruas tengah atau malah kanan. Mereka udah jelas melanggar aturan di jalan tol, yakni minimal kecepatan 60 km perjam.
Kenapa mereka pada ‘nengah’ jalannya? Karena permukaan jalan di ruas paling kiri udah rusak! Siapa yang ngerusakin? Ya mereka-mereka juga.
Kok asik banget, udah dikasih ruas khusus, rusak, pindah ke ruas lain dengan jalan layaknya keong. Sungguh mengganggu!
Coba truk-truk ini diusir dari jalan tol, kayak pas Lebaran atau Natal dan Tahun Baru, lebih asik kan?
Karena sesungguhnya keberadaan mereka sangat mengganggu sirkulasi kendaraan di jalan tol.
Jadi, daripada masukin motor ke jala tol, mending mengkaji lagi untuk menendang truk-truk yang lajunya dibawah batas kecepatan minimal dari jalan tol.
Nah, gimana menurut kalian?