Dampak Konsumsi Cabai Terpedas di Dunia
Carolina Reaper merupakan salah satu cabai terpedas di dunia. Menurut skala scoville yang mengukur tingkat kepedasan cabai, Carolina Reaper mencapai tingkat kepedasan hingga 2,2 juta Shoville Scale (SHU).
Cabai kriput ini dikembangbiakan salah satunya oleh perusahan The Chilli Pepper Company milik Gerald Fowler. Fowler mengatakan tekanan merupakan kunci dari cabai terasa pedas. Makanya Fowler menggunakan rumah kaca untuk mengerahkan tingkat kepedasan cabai secara sempurna.
Fowler mengatakan tubuh akan mengeluarkan reaksi tertentu saat mengkonsumsi sesuatu yang pedas. Menurutnya saat memakan cabai atau sesuatu yang pedas maka tubuh akan memberitahu otak bahwa ini pedas.
Setelahnya otak akan memberi tahu tubuh untuk mulai menolaknya. Saat berkeringat dan bersin, itu sebagian tanda bahwa tubuh mencoba mendinginkan diri.
"Banyak orang sampai berdenging telinganya saat mencoba varietas terpedas," kata Fowler kepada Independent.
Namun ada yang menarik, menurut Fowler setiap cabai pada dasarnya memiliki rasa buah yang berbeda-beda antara varietas satu dengan lainnya. Seperti Carolina Reaper yang memiliki rasa cokelat an raspberry.
"Tapi saya tidak pernah mampu merasakannya, hanya terasa pedas," katanya.
Pedasnya Carolina Reaper menurut Fowler membuatnya harus memakan tiga pisang dan setengah liter susu demi menetraliskan pedas. Sebab setelah rasa pedas membakar dan mengambil alih otak, pasti akan terasa panik.
Tapi kata Fowler, di tengah rasa panik itu hormon endorfine justru akan menyeruak. Ini akan membuat meski merasakan pedas seseorang masih bisa tersenyum beberapa detik.