Community Week: Jadi Fotografer Profesional Tak Perlu Punya Bakat
Uzone.id - Fotografi di jaman sekarang sudah mengalami perkembangan pesat, sesuai dengan kemajuan teknologi digital.
Semua orang bahkan bisa merasakan fotografi dengan adanya kamera di smartphone yang mereka miliki. Jadi, fotografi bukan jadi monopoli kalangan tertentu saja, siapa pun bisa melukis dengan cahaya.Komunitas Fotografi TelkomGroup (KFT) pun hadir untuk mewadahi para karyawan perusahaan di bawah TelkomGroup yang punya hobi fotografi.
Empat perwakilan dari KFT, yakni Edwin Riama, Cahyo dan Yudi hadir di program Community Week yang tayang di kanal YouTube Uzone.id pada Jumat (1/4/2022). Mereka berbagi cerita soal dunia fotografi, termasuk alasan bergabung dengan KFT.
Edwin mengatakan, dirinya bergabung dengan KFT karena senang dengan dunia digital. Menurutnya, dunia digital saat ini sedangn berkembang.
BACA JUGA: Lenovo Yoga Slim 7 Carbon: Ringan dan Mewah
"Terus, dengan sudut pandang fotografi atau kamera atau gambar dari engel mana kita bisa mempresentasikan," tutur Edwin.
Kemudian, Riama akhirnya berlabuh di KFT berawal dari suka dengan fotografi. Dia suka keliling ke daerah-daerah dan mengambil foto-foto bertema kearifan lokal Indonesia.
"Pas udah kenal sama teman-teman KFT, diajakin jadi model annual book-nya Telkom di 2019. Terus kita lanjut silaturahmi terus lanjut jadi pengurusnya KFT sampai sekarang," ungkap dia.
Giliran Cahyo, yang sudah jadi fotografer profesional, menceritakan alasan gabung di KFT. Dia mengaku sudah jatuh cinta genre fotografi landscape. Dia pertama kali melihat foto-foto di Instagram.
"Kok bisa ya air itu bisa halus, kok bisa ya awannya bisa ketarik. Dari situ lah saya tertarik untuk mendalami fotografi terutama di landscape fotografi. Dari situ diajaklah sama KFT, sekarang jadi pengurus dan sering jadi juri-juri sih, sering juara juga landscape fotografi," kata Cahyo.
Sedangkan Yudi mengaku senang dengan genre fotografi human interest dan street. "Kalau saya suka human interest, street fotografi, aktivitas-aktivitas daily seperti itu."
Kemudian, host Yudi Agustia bertanya kepada Cahyo - yang sering menjadi juri fotografi dan langganan juara - apakah untuk menekuni fotografi harus punya bakat?
BACA JUGA: Menjadi Santri yang Melek Teknologi
"Saya kalau dari awalnya sih belajar, jadi suka, lalu masuk ke komunitas fotografi dulu, ada beberapa komunitas yang saya masukin dan dari situ saya ikut hunting-hunting, temen-temen banyak yang ikutin hunting," kata Cahyo mengawali.
Sebelum melakukan hunting foto, dia mencari referensi lewat situs web soal komposisi-komposisi yang bagus untuk diterapkan pada foto.
"Jadi, bagaimana ngedapetin komposisi yang enak, yang kuat dan itu khas untuk kamu sendiri," kata dia.
Selanjutnya, dia bisa langsung menerapkan bersama teman-teman ketika hunting foto bareng. Dia juga pelajari komposisi teman-teman yang sudah menjadi fotografi profesional.
"Dari situ lah komposisinya terasa dari framing, bagaimana dapatin framing, langsung terasa. Kalau dulu kan nyari-nyari lihat contohnya dulu kalau sudah dapat feel-nya gitu ini bisa dapatin framing di sini, bisa dapetin leding lines di sini nih," beber Cahyo.
Untuk menjadi anggota KFT tak melulu harus bermodalkan kamera DSRL atau mirrorless berhaga mahal. Bisa juga bermodal smartphone.
Menurut Riama, pakai smartphone diperbolehkan karena intinya semua orang ingin merasakan belajar fotografi.
"Yang pakai kamera analog banyak juga. Senior-senior kita yang ada di KFT malah lebih ke sana (pakai kamera analog) ya," kata Riama.
Edwin menambahkan, sebagian anggota KFT memakai kamera analog karena fotografi lebih ke taste. "lebih suka analog atau lebih suka kekinian. Biasanya taste mengikuti perkembangan tahun," kata dia.
Komunitas Fotografi Telkom Group (KFT) sendiri hadir untuk memberi wadah bagi Telkom group untuk mendorong kreatifitas, memberi tempat bagi tumbuhnya imajinasi tanpa batas.
KFT adalah mitra bagi Telkom Group untuk mendorong tumbuhnya budaya digital dan meningkatkan customer experience melalui digital photography.