icon-category Auto

Cerita di Balik Pembuatan Mobil Listrik Mungil yang Tahan Tsunami

  • 24 Dec 2018 WIB
Bagikan :

Hari Jumat tanggal 11 Maret 2011 menjadi hari yang memilukan bagi warga Jepang, termasuk Hideo Tsurumaki. Gempa dahsyat berkekuatan 9 SR yang menimbulkan tsunami setinggi 10 meter, meluluhlantakan kawasan pesisir Prefektur Miyagi dan sekitarnya. 

Akibat dari hantaman gelombang air laut ini, belasan ribu nyawa melayang, sejumlah rumah hancur tersapu air, dan beberapa gedung dan jembatan runtuh karena tekanan air yang begitu tinggi.  

Hideo Tsurumaki menjadi satu dari sekian banyak saksi mata yang menyaksikan langsung kejadian tersebut. Berdasarkan laporan Bloomberg, Tsurumaki masih ingat tsunami menyapu mobil-mobil yang di dalamnya berisikan manusia yang berusaha untuk kabur dari sapuan gelombang besar itu.

Kepada ibunya, Tsurumaki mengungkapkan pikirannya, coba saja ada kendaraan yang bisa mengapung di atas air, pasti banyak nyawa yang bisa diselamatkan.

Dua tahun kemudian, mantan pegawai Toyota Motor Corporation ini mulai merealisasikan mimpinya dengan membangun mobil listrik mungil yang bisa mengapung dan berjalan di atas air dengan kecepatan rendah.

Hanya saja mobil buatannya ini masih diperhitungkan tingkat keamanan dan keselamatannya. Memang benar bisa mengapung, namun desainnya belum mampu bertahan dan menghadapi arus kuat yang ganas. 

Tapi Tsurumaki belum putus asa. Pria yang juga pernah menjadi Lead Engineer di Toyota Auto Body Corporation ini mendirikan perusahaannya sendiri bernama Fomm Corporation dengan modal awal 200 ribu yen atau sekira Rp 26,3 juta. Keterbatasan dana tidak membuatnya jengah untuk tetap merakit sendiri prototipe mobil anti tsunami pertamanya dengan label Concept One. 

Dibantu para peneliti dari Universitas Tokyo, Tsurumaki mencari tahu seluk-beluk cara mengendarai mobil yang bisa berjalan di atas air. Hingga akhirnya Tsurumaki memutuskan untuk menggunakan roda berbentuk turbin yang punya daya dorong ketika berputar di dalam air, juga memungkinkan digunakan untuk berbelok.

Riset dan pengembangannya berlanjut. Tahun 2016 lalu, Fomm menjalin kemitraan dengan Trinex Assets Corporation, sebuah perusahaan real estate asal Thailand yang presidennya mengelola industri komponen otomotif di sana. Atas bantuannya itu, Tsurumaki bisa mengembangkan prototipenya itu sampai model keempat.

Tapi Tsurumaki masih ingin mengembangkannya lebih kuat lagi, seperti sebuah kendaraan amfibi militer. Namun karena terbentur biaya, niat Tsurumaki itu harus kandas. Mobil apung yang ia buat sudah memiliki harga jual yang terbilang tinggi dengan banderol 580 ribu baht atau setara Rp 259 juta, apalagi beda dari mobil listrik umumnya, ada tambahan sealant lagi agar mobilnya lebih tahan air. 

Tidak butuh waktu lama lagi sampai akhirnya mobil buatannya itu masuk pada tahap produksi. Dijadwalkan bulan Desember tahun ini, mobil berbasis listrik yang tahan guncangan tsunami itu bisa dibuat secara massal di Thailand. Selebihnya pada tahun 2020 nanti, targetnya ada 10 ribu unit bisa diproduksi.

Bila menyoal spesifikasinya, mobil listriknya itu menggendong baterai swap untuk menyalurkan dayanya kepada motor listriknya yang sanggup berlari hingga kecepatan 80 km per jam dengan daya jelajah 160 km. 

Kalau secara segmentasi, mobil mungil yang mampu mengangkut 4 orang itu menyasar masyarakat perkotaan yang biasa menggunakannya untuk keperluan sehari-hari. 

Biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.

Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini