Cara Deteksi Tumor Otak pada Anak
Tumor otak merupakan salah satu jenis tumor yang banyak menyerang anak-anak. Setiap tahunnya terdapat hampir 2000 anak yang didiagnosis mengalami tumor otak. Terdapat banyak jenis tumor otak yang mungkin menyerang anak-anak, salah satunya adalah medulloblastoma, yang sering kali terdeteksi pada anak-anak berusia kurang dari 10 tahun. Penyakit ini cenderung lebih banyak terjadi pada anak-anak dibandingkan pada orang dewasa.
Sama seperti jenis tumor lainnya, medulloblastoma mulai menyerang anak ketika sel-sel otak, yang semula sehat, tumbuh terus menerus dalam jangka waktu yang singkat. Pertumbuhan sel otak yang tidak terkendali ini umumnya terjadi pada sel-sel pada bagian belakang otak, otak kecil atau serebelum, yang bertugas untuk mengontrol pergerakan tubuh dan koordinasi otot.Tumor ini dikategorikan sebagai tumor malignant atau menyebabkan kanker yang agresif menyerang sistem saraf pusat pada serebelum. Karena menyerang lokasi yang sangat vital inilah, medulloblastoma dapat menyebabkan cacar jangka panjang pada fungsi intelektual dan saraf anak, bahkan dapat mengancam nyawa anak apabila tidak ditangani dengan cepat dan tepat.
Apa akibatnya jika otak kecil anak rusak akibat tumor?
Ketika bagian otak kecil anak mengalami kerusakan, akan terjadi kesulitan dalam menjaga keseimbangan tubuh, pergerakan yang melambat, hingga tremor. Kegiatan-kegiatan motorik yang biasa dilakukan oleh anak sehari-hari akan terganggu. Beberapa hal yang akan terjadi apabila bagian serebelum anak mengalami kerusakan:
- Kehilangan koordinasi gerakan motorik anak (asynergia)
- Ketidakmampuan dalam memperkirakan jarak dan kapan harus berhenti ketika bergerak (dysmetria)
- Ketidakmampuan melakukan pergantian pergerakan (adiadochokinesia)
- Tremor
- Kehilangan kemampuan berjalan secara baik, seperti menjadi sempoyongan (ataxic gait)
- Kecenderungan untuk jatuh
- Melemahnya otot (hypotonia)
- Berbicara kurang jelas (ataxic dysarthria)
- Pergerakan mata yang tidak normal (nystagmus)
Apa penyebab medullobastoma?
Medulloblastoma adalah ketidaknormalan pertumbuhan sel-sel otak pada bagian serebelum atau otak kecil. Perubahan perilaku sel-sel serebelum ini diidentifikasikan dengan perubahan pada gen dan kromosom. Namun, layaknya jenis tumor lain, penyebab pasti penyakit medulloblastoma belum dapat diketahui. Terdapat pula beberapa sindrom genetis yang terkait dengan peningkatan risiko perkembangan tumor pada otak.
Gejala dan ciri medulloblastoma
Medulloblastoma umumnya sulit dideteksi pada usia anak yang terlampau muda, sehingga terkadang menyebabkan diagnosis yang terlambat. Anak-anak yang terserang penyakit medulloblastoma umumnya mengalami gejala-gejala seperti sakit kepala, muntah tanpa mual terutama pada pagi hari, dan keanehan dalam bergerak (canggung). Selain itu, kemungkinan juga terjadi masalah atau kemunduran dalam kemampuan menulis, menangkap bola, dan kemampuan motorik lainnya, serta gangguan penglihatan.
Dalam beberapa kasus, tumor dapat merambat ke sel-sel tulang belakang, yang menyebabkan sakit pada bagian belakang dan kesulitan dalam berjalan (ataksia).
Tingkatan penyakit medulloblastoma
Berdasarkan pertumbuhan dan/atau persebaran tumor, penyakit medulloblastoma dibagi menjadi dua tingkat, yaitu standard-risk serta high-risk tumor. Pada standard-risk, tumor hanya terdapat pada bagian paling belakang otak dan tidak menyebar ke daerah lain pada otak maupun tulang belakang. Setelah proses operasi, umumnya sel-sel tumor hampir sepenuhnya menghilang atau paling tidak kurang dari 1,5 cm2.
Sementara itu, pada tingkatan high-risk tumor, sel-sel tumor yang terdapat pada serebelum anak telah menyebar ke bagian otak dan/atau tulang belakang. Pada keadaan yang lebih parah, tumor yang telah dihilangkan pada proses operasi kembali lagi. Tidak hanya menyerang otak atau tulang belakang, tumor yang ‘kembali’ ini juga bisa menyerang bagian tubuh lain–walaupun sangat jarang terjadi.
Bagaimana cara mengobati medulloblastoma?
Jika anak terserang penyakit tumor ini, terdapat beberapa cara pengobatan (tentunya sesuai dengan arahan dari tenaga medis yang bersangkutan), antara lain operasi, terapi radiasi, serta terapi menggunakan bahan-bahan kimia atau kemoterapi.
Operasi otak umumnya merupakan langkah awal pengobatan medulloblastoma, dengan tujuan mengangkat dan menghilangkan sebanyak mungkin sel-sel tumor dari otak. Jika sel-sel tumor masih tetap ada setelah operasi, atau ketika sel kanker telah menyebar, maka pasien akan menjalani terapi menggunakan sinar X berenergi tinggi atau sinar radiasi lain untuk membunuh sel-sel kanker.
Selanjutnya, dapat pula dilakukan kemoterapi menggunakan obat-obatan ‘keras’ yang juga bertujuan untuk menghentikan sekaligus membunuh sel-sel kanker yang cenderung sudah menyebar ke bagian tubuh lain.
The post Mendeteksi Gejala Medulloblastoma, Tumor Otak Pada Anak appeared first on Hello Sehat.