Bremm Journey: Nekat Habiskan Baterai Mobil Listrik, Apa yang Terjadi?
Uzone.id - Bremm Journey edisi kali ini kami melakukan eksperimen, menghabiskan baterai mobil listrik sampai benar-benar habis dan tidak bisa berjalan di jalur mudik. Kira-kira apa yang terjadi ya kalau kondisinya seperti itu?
Untuk eksperimen tersebut, kami menggunakan BYD Atto 3. Salah satu mobil listrik andalan BYD Indonesia yang mengusung kapasitas baterai berkapasitas 60.48 kWh, yang bisa mengajak mobil ini berjalan sejauh 480 km (pengetesan WLPT).Baterai tersebut dikombinasikan dengan motor listrik yang mampu menghasilkan tenaga 210 hp dan torsi 310 Nm. Mobil ini bisa melaju dari 0-100 Km hanya dengan waktu 7,3 detik, dengan kecepatan puncak mencapai 160 Km per jam.
Pengetesan dimulai dari Pancoran Jakarta Selatan. Kami menysuri rute tol mulai dari tol Dalam Kota, Jakarta-Cikampek, sampai Trans Jawa, yang merupakan rute terbanyak digunakan untuk mudik.
Dari awal berangkat, baterai tentu saja kami isi full 100 persen, baru kemudian diajak berjalan sampai baterainya nol persen dengan estimasi jarak tempuh 480 km.
Saat berkendara, kami beberapa kali berganti mode berkendara, mulai dari ECO, Normal sampai Sport untuk menikmati performa puncaknya.
Gaya berkendara pun bukan eco driving alias irit-iritan, malahan kami cenderung memacu mobil ini dengan agresif pada beberapa kondisi dan sebisa mungkin menjalankannya dengan kondisi normal keseharian.
Pemberhentian pertama di Rest Area KM 57 Tol Cikampek, odometer di MID 61 km dan kapasitas baterai tertera masih sebanyak 86 persen.
Kemudian kami berhenti lagi di KM 130 Cipali, kondisi kapasitas baterai masih relatif aman karena masih di atas 50 persen. Kami un melanjutkan kembali perjalanan menyusuri jalan tol Trans Jawa.
Lalu di KM 228 A Tol Kanci - Pejagan, kami berhenti kembali untuk berdiskusi soal strategi sebelum baterai benar-benar habis. Karena di KM tersebut, kapasitas baterai hanya tinggal 12 persen dan menyisakan jarak tempuh 38 km.
Pada kondisi baterai tersisa 10 persen, mulai muncul reminder di MID kalau mobil harus segera di charging. Kami pun terus berjalan sampai baterai tersisa 2 persen dan sisa jarak tempuh 5 km.
Meski sudah setipis itu kapasitas sisa baterainya, namun mobil masih bisa berjalan normal. Bahkan tetap bisa dipakai ngebut dan tenaga sama sekali tidak terasa mengalami penurunan.
Keadaan makin menegangkan ketika kami melihat MID dan terpampang kapasitas baterai sudah nol persen. Tapi mobil ini masih bisa berjalan normal!
Bahkan, sampai baterai nol persen dan jarak tempuh nol pun, mobil ini bisa berjalan normal sekitar sejauh kira-kira 5-10 km sampai akhirnya benar-benar mati dan pedal gas tidak merespon.
Namun, kondisi kelistrikan mobil seperti lampu-lampu, MID juga layar di dasbor dan semua fungsi elektronik masih berfungsi.
Kami pun akhirnya mengakhiri perjalanan ini ketika mobil sudah tidak bisa diajak jalan lagi karena baterainya habis di Km 251 tol Pejagan.