Banyak PHK, Gaji Karyawan Startup Makin Anjlok?
Ilustrasi foto: Unsplash
Uzone.id - Industri startup yang sempat bertumbuh pesat di Indonesia kini tengah menghadapi tantangan baru. Salah satu tantangan yang paling terasa adalah standar gaji karyawan startup yang jeblok hingga 5 persen dalam dua tahun terakhir.
Tentunya, berbagai faktor ekonomi global yang tidak menentu seperti inflasi, meningkatnya jumlah startup di Indonesia dan kondisi pasar yang dinamis menjadi penyebab utama terjadinya penurunan upah karyawan startup ini.Selain itu, tingginya fenomena pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran di dunia startup dalam dua tahun terakhir lebih membuat standar gaji karyawan startup di Indonesia jatuh bebas.
Adapun data penurunan gaji karyawan startup di Indonesia dipaparkan dalam laporan terbaru Monks Hill Ventures (MHV) dan Glints yang bertajuk “SouthEast Startup Talent Trends Report 2024”.
Laporan tersebut menganalisis data lebih dari 10.000 karyawan startup, 183 pemimpin dan pendiri startup, serta 72 wawancara dengan pendiri dan operator startup di Indonesia, Singapura, Vietnam, dan Taiwan.
Tercatat, karyawan startup junior (masa kerja 1-3 tahun) mengalami penurunan gaji sebesar 5 persen. Karyawan startup menengah (masa kerja (3-5 tahun) mengalami penurunan gaji sebesar 4 persen. Sedangkan, karyawan startup senior (masa kerja 5-10 tahun) tetap stagnan.
“Posisi teknisi junior menjadi peran yang paling terdampak di seluruh wilayah, termasuk Indonesia, disusul dengan rendahnya penurunan gaji di seluruh wilayah,” demikian laporan dari Glints yang dikutip Uzone.id.
Sebagai gambaran, gaji pokok karyawan front-end engineer junior di startup Indonesia di kisaran USD600-800 atau setara Rp9,4 juta - Rp12,5 juta. Untuk front-end engineer menengah di kisaran USD1.000-1.200 atau sekitar Rp15,6 juta - Rp18,8 juta.
Masih di posisi front-end engineer namun masuk ke kategori karyawan senior, gaji pokoknya berada di kisaran USD2.200-2.400 atau setara Rp34,3 juta - Rp37,6 juta. Sedangkan posisi VP/Head of Engineering, gaji pokoknya sekitar USD2.300-5.000 atau setara Rp36 juta - 78 juta.
Berdasarkan hal tersebut, Indonesia menduduki peringkat pertama dengan title ‘Negara dengan penurunan gaji karyawan tertinggi di kawasan ASEAN’, yakni di angka 7 persen. Hal tersebut mempengaruhi posisi front-end dan back-end developer yang ikut mengalami penurunan di Indonesia.
Tidak hanya itu, hingga saat ini sekitar 41 persen startup di Singapura, Indonesia, dan Vietnam masih melakukan pemangkasan anggaran untuk perekrutan karyawan. Meski, sebagian besar perusahaan masih terus melakukan perekrutan karyawan dengan memfokuskan pada talenta level menengah dan senior yang lebih berpengalaman.
“Gaji karyawan startup di Singapura masih tumbuh, meskipun dengan laju yang lebih lambat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Ini karena ada permintaan yang lebih besar untuk level menengah dan senior,” tambahnya.
Kendati demikian, meskipun saat ini sedang mengalami penurunan, industri startup di Indonesia diprediksi akan kembali tumbuh kuat di masa depan. Namun, karyawan harus bersiap menghadapi tantangan yang lebih dinamis dan terus mengembangkan diri agar tetap relevan.