Home
/
Health

Bahaya Plasenta Akreta, Saat Plasenta Tak Mau Lepas dari Rahim

Bahaya Plasenta Akreta, Saat Plasenta Tak Mau Lepas dari Rahim
Ajeng Quamila10 May 2017
Bagikan :

Plasenta (ari-ari bayi) biasanya menempel pada dinding rahim selama kehamilan dan akan lepas secara spontan setelah melahirkan. Namun pada kasus tertentu, plasenta bisa melekat terlalu dalam di dinding rahim sehingga tak kunjung lepas. Plasenta yang tidak melepaskan diri saat persalinan dapat menempatkan ibu hamil pada risiko perdarahan vagina hebat, yang kadang mematikan. Komplikasi kehamilan ini disebut sebagai plasenta akreta.

Apa itu plasenta akreta?

Satu dari 533 kehamilan di dunia diprediksi mengalami plasenta akreta. Demikian hasil temuan sebuah penelitian milik University of Chicago tahun 2005 lalu. Plasenta akreta termasuk dalam grup kondisi “plasenta tertahan” alias retentio plasenta. Plasenta akreta adalah kondisi di mana plasenta tidak melepaskan diri dari rahim dalam waktu satu jam setelah kelahiran bayi. Plasenta tidak hanya lekat menempel di dinding rahim, namun jaringan plasenta bisa benar-benar tumbuh lebih dalam ke dinding rahim.

Jika Anda diketahui memiliki plasenta akreta di kehamilan saat ini, Anda berpeluang tinggi untuk memilikinya lagi di kehamilan berikutnya, menurut Mayo Clinic.

Apa penyebab plasenta akreta?

Tidak diketahui secara persis apa yang menyebabkan plasenta akreta. Dokter mengira bahwa kondisi ini terkait dengan penyimpangan yang ada pada lapisan rahim dan kadar alpha-fetoprotein tinggi, protein yang diproduksi oleh bayi yang dapat dideteksi dalam darah ibu. Penyimpangan ini bisa terjadi akibat luka parut setelah operasi sesar atau operasi rahim. Bekas luka ini memungkinkan plasenta tumbuh tertanam terlalu dalam ke dinding rahim. Dalam beberapa kasus, tidak ada penyebab pasti dari kondisi ini.

Apa saja tanda dan gejala plasenta akreta?

Wanita dengan plasenta akreta biasanya tidak menunjukkan tanda atau gejala apapun selama kehamilan.

Namun dalam beberapa kasus, kondisi ini menyebabkan pendarahan vagina selama trimester ketiga (minggu ke 27 sampai 40). Hubungi dokter Anda segera jika Anda mengalami pendarahan vagina selama trimester ketiga Anda. Jika Anda mengalami pendarahan hebat, seperti perdarahan yang membasahi pembalut dalam waktu kurang dari 45 menit, atau yang berat dan disertai sakit perut, Anda harus menghubungi 119.

Siapa yang berisiko mengalami plasenta akreta?

Memiliki riwayat kelahiran sesar atau pembedahan rahim (misalnya pengangkatan fibroid rahim) diketahui meningkatkan risiko plasenta akreta untuk kehamilan di masa depan. Semakin banyak kelahiran sesar yang dimiliki seorang perempuan, semakin besar risikonya. American Pregnancy Association memerkirakan bahwa perempuan yang memiliki lebih dari satu sesar mengalami peningkatan risiko sekitar 60 persen.

Beberapa faktor lain juga diperkirakan dapat meningkatkan risiko wanita terkena kondisi ini, termasuk:

  • Plasenta previa, suatu kondisi yang menyebabkan plasenta ibu menutupi sebagian atau keseluruhan serviks (leher rahim). Plasenta akreta didiagnosis dalam 5-10 persen ibu hamil yang mengalami plasenta previa
  • Plasenta terletak di bagian bawah rahim
  • Hamil berusia di atas 35 tahun
  • Kelainan rahim, seperti jaringan parut atau fibroid rahim

Kondisi ini bisa terjadi pada wanita tanpa riwayat operasi rahim atau plasenta previa.

Apa saja komplikasi dari plasenta akreta?

Plasenta yang tidak mau lepas dari rahim dianggap sebagai komplikasi kehamilan yang berpotensi mengancam jiwa. Seorang wanita dengan plasenta akreta bisa mengalami perdarahan vagina hebat yang membuatnya kehilangan rata-rata 3 sampai 5 liter darah saat melahirkan. Sebagai perbandingan, rata-rata orang dewasa memiliki sekitar 4,5 sampai 5,5 liter darah dalam tubuh mereka. Hingga 90 persen wanita dengan plasenta akreta perlu menjalani transfusi darah saat melahirkan akibat perdarahan vagina ini.

Terkadang dokter akan membiarkan plasenta tetap utuh menempel dalam tubuh Anda, karena jaringannya bisa larut seiring waktu. Tapi melakukan demikian bisa berujung pada komplikasi serius yang mungkin termasuk infeksi rahim parah sehingga membutuhkan pengangkatan rahim, hinnga gumpalan bekuan darah di paru-paru alias emboli paru.

Sekitar 7 persen wanita dengan kondisi ini meninggal dunia selama persalinan. Kematian ibu bahkan masih bisa terjadi ketika pasien dan dokter bekerja sama melakukan semua tindakan pencegahan yang diperlukan.

Bagaimana dokter mendiagnosis plasenta akreta?

Terkadang kondisi ini ditemukan dokter saat melahirkan. Namun dalam banyak kasus, wanita didiagnosis saat hamil. Dokter Anda biasanya menjalankan beberapa tes untuk memastikan plasenta tidak tumbuh ke dinding rahim jika Anda memiliki beberapa faktor risiko untuk plasenta akreta. Beberapa tes umum untuk memeriksa kondisi ini termasuk tes pencitraan, seperti ultrasound (USG) atau magnetic resonance imaging (MRI) dan tes darah untuk memeriksa kadar alfa-fetoprotein tinggi.

Jika plasenta akreta didiagnosis dan diobati dengan benar, wanita biasanya mengalami pemulihan penuh tanpa komplikasi yang langgeng.

Bagaimana penanganan plasenta akreta oleh dokter?

Jika dokter Anda telah mendiagnosis Anda dengan kondisi ini, mereka akan membuat rencana untuk memastikan bayi Anda dilahirkan dengan aman.

Kasus yang parah ditangani dengan operasi. Pertama, dokter akan melakukan operasi sesar untuk melahirkan bayi Anda. Selanjutnya, dokter mungkin akan mengangkat rahim Anda (histerektomi). Hal ini untuk mencegah kehilangan darah serius yang bisa terjadi jika sebagian, atau semua, dari plasenta tertinggal melekat pada rahim setelah bayi Anda melahirkan. Begitu rahim diangkat, Anda tidak lagi memiliki peluang hamil di masa depan.

ACOG mencatat bahwa untuk wanita yang tidak ingin melakukan pengangkatan rahim karena masih ingin mencoba hamil di masa depan, penting bagi dokter untuk mengatasi risiko kehamilan sedini mungkin. Hasil akhir dari kondisi ini tidak dapat diprediksi, dan ada peningkatan risiko komplikasi serius selama kehamilan masa depan. Risiko ini meliputi keguguran, kelahiran prematur, masalah penggumpalan darah (koagulopati intravaskular diseminata), kegagalan paru-paru atau sindrom distres pernapasan dewasa, gagal ginjal, hingga kelahiran prematur.

Diskusikan semua pilihan pengobatan Anda dengan dokter Anda. Mereka akan membantu Anda memilih perawatan berdasarkan kondisi pribadi Anda.

Apa dampak plasenta akreta bagi bayi?

Perdarahan selama trimester ketiga mungkin merupakan tanda peringatan adanya plasenta akreta, dan bila ini terjadi biasanya akan ditindaklanjuti dengan persalinan prematur. Persalinan prematur dan komplikasi selanjutnya adalah masalah utama bayi. Risiko pada bayi saat persalinan sesar jarang terjadi dan meliputi cedera bedah atau masalah pernapasan.

Apakah plasenta akreta bisa dicegah?

Tidak ada cara untuk mencegah plasenta akreta. Dokter akan memantau kehamilan Anda dengan seksama untuk mencegah komplikasi jika Anda didiagnosis dengan kondisi ini. Tim dokter Anda akan memantau kondisi kesehatan Anda dan menggunakan obat-obatan, bedrest, dan apapun yang diperlukan untuk membantu melanjutkan kehamilan hingga cukup umur.

The post Bahaya Plasenta Akreta, Saat Plasenta Tak Mau Lepas dari Rahim appeared first on Hello Sehat.

populerRelated Article