Home
/
Startup

Aplikasi Kesehatan di Indonesia Diyakini Makin Berkembang Usai Pandemi Corona

Aplikasi Kesehatan di Indonesia Diyakini Makin Berkembang Usai Pandemi Corona
Birgitta Ajeng19 May 2020
Bagikan :

Ilustrasi. (Foto: Freepik)

Uzone.id - Aplikasi kesehatan (telemedicine) semakin diandalkan di tengah pandemi virus Corona (Covid-19). Halodoc, salah satu aplikasi kesehatan di Tanah Air, mengalami pertumbuhan pengguna aktif 10 kali lipat pada April 2020.

KlikDokter, startup yang turut bergerak di bidang healthtech di Indonesia, juga melayani 10.000 konsultasi per hari selama pandemi atau naik tiga hingga empat kali lipat dari hari normal setelah ada imbauan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dari pemerintah Indonesia.

Apakah data tersebut menjadi angin segar bagi kehidupan "rumah sakit tanpa dinding" di Tanah Air? Atau keberadaannya hanya dibutuhkan selama pandemi Covid-19 saja?

Dokter umum di salah satu rumah sakit swasta di Karawang, Yunny Faustine memandang bahwa ada enam tren pelayanan kesehatan yang ke depannya akan berkembang, salah satunya adalah telemedicine.

Baca juga: 5 Aplikasi Kesehatan Lokal untuk Konsultasi dengan Dokter di Rumah Aja

“Kayanya ini akan tetap bertahan karena dengan kemudahannya akan menjadi pilihan banyak orang, kita tidak usah makan waktu untuk perjalanan ke rumah sakit, tidak perlu saat mengantre malah tertular dengan penyakit lain,” ungkap Yunny.

“Dan tidak usah mengantre kasir karena pasti banyak aplikasi pembayaran yang bisa diajak kerja sama,” imbuhnya.

Head of B2B KlikDokter, Mia Argianti juga menegaskan bahwa keberadaan aplikasi kesehatan tidak bersifat temporer yang hanya ada selama pandemi.

“Tidak, KlikDokter sudah ada sejak tahun 2008 lalu dan masih ada hingga saat ini. BIsa dibilang, KlikDokter adalah healthtech startup yang pertama ada. Mengubah persepsi orang Indonesia untuk mau dan bisa menghargai sehat perlu waktu yang panjang serta ekosistem yang integrated dan kuat, kita berharap kesehatan menjadi modal penting untuk Indonesia bisa menjadi negara yang kuat secara fisik dan mental,” ujarnya.

Mia yakin nasib aplikasi kesehatan usai pandemi Covid-19 akan menjadi lebih besar. Ia mengatakan, “Sehat menjadi esensial. Manusia tidak akan ada yang mau untuk sakit lagi, rajin berolahraga, makan sehat, mindfulness, mulai menyelaraskan antara fisik dan mental, pekerjaan dan keluarga.”

Baca juga: Cara Akses Layanan Psikologi Sejiwa dari Pemerintah

Di samping itu, ia menyatakan bahwa pasarnya sangat luas dan besar untuk bisa melayani 270 juta penduduk Indonesia. Ia memandang bahwa platform kesehatan digital bertolak dari ketimpangan akses terhadap layanan kesehatan.

“Di Jabodetabek, rasio dokter 6:10.000, sedangkan diluar jabodetabek rasionya 1:10.000. Belum lagi lamanya antrian di rumah sakit untuk bertemu langsung dengan dokter. Tetapi, konsultasi online tetap tidak bisa menggantikan 100 persen layanan dokter di fasilitas kesehatan,” ujarnya.

Ke depannya, aplikasi kesehatan alias telemedicine diperkirakan akan lebih beragam dan banyak. Felicia Kawilarang, VP Marketing Halodoc pun mengamini hal itu.

Felicia menyatakan, “Terlepas dari masa sulit ini, kami melihat peran teknologi telemedicine semakin penting bagi masyarakat. Teknologi tersebut akan mempermudah akses masyarakat ke berbagai layanan kesehatan dan ini akan terus berkembang di masa mendatang.”

populerRelated Article