Home
/
Digilife

Ancaman Siber di Indonesia Menurun 2,7 Persen

Ancaman Siber di Indonesia Menurun 2,7 Persen
Birgitta Ajeng02 March 2020
Bagikan :

Ilustrasi. (Foto: Unsplash)

Uzone.id - Ada perubahan positif terkait ancaman siber di Indonesia. Menurut laporan terbaru Kaspersky, jumlah deteksi ancaman web di Indonesia menurun 2,7 persen dibandingkan pada periode yang sama tahun 2018.

Statistik ini juga menempatkan Indonesia di peringkat ke-39 di seluruh dunia dalam hal bahaya terkait dengan selancar web. Selain itu, jumlah ancaman lokal yang terjadi selama Januari-Desember 2019 juga mengalami penurunan sebanyak 7,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu dan menempatkan Indonesia ke-63 di seluruh dunia dalam hal ancaman lokal.

Baca juga: Penjualan Samsung Galaxy S20 Lesu

Berdasarkan laporan Kaspersky terbaru, sebanyak 36,1 persen pengguna hampir terinfeksi oleh ancaman yang ditransmisikan melalui web selama periode Januari-Desember 2019. Selama periode ini, produk Kaspersky mendeteksi 39.882.148 ancaman internet berbeda di dunia maya pada komputer para peserta KSN di Indonesia.

Ini merupakan penurunan dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yaitu sebanyak 38,8%. Laporan yang sama juga menunjukkan bahwa ancaman web telah memengaruhi 10,11% pengguna bisnis dan 28,06% pengguna rumahan (home users) di Indonesia.

Baca juga: Jumlah Unduhan TikTok Melejit di Januari 2020

Kaspersky juga mengungkapkan bahwa jenis serangan web yang sering terjadi di kawasan Asia Tenggara berkisar dari malware dalam lalu lintas web selama skenario pencarian, unduhan program-program tertentu di internet secara tidak disengaja, mengunduh lampiran berbahaya dari layanan email online, aktivitas ekstensi browser, dan mengunduh komponen berbahaya serta komunikasi C&C yang dilakukan oleh malware lain.

"Adalah penting bagi setiap individu untuk memahami bahwa ancaman yang ditimbulkan oleh web dan lokal bukan lagi masalah satu orang. Satu kesalahan oleh seorang karyawan dapat membahayakan seluruh perusahaan. Kebersihan dunia maya dan solusi multi-layer tetap menjadi keharusan.”  ujar Yeo Siang Tiong, General Manager untuk Asia Tenggara di Kaspersky.

populerRelated Article