Home
/
Health

Alasan Ibu Hamil Tak Dianjurkan Berdiri di Angkutan Umum

Alasan Ibu Hamil Tak Dianjurkan Berdiri di Angkutan Umum
Elise Dwi Ratnasari15 June 2017
Bagikan :

Belum lama ini beredar screenshots atau foto tulisan di media sosial yang cukup mengundang perhatian netizen. Seorang perempuan bernama Shafira Nabila Cahyaningtyas menuliskan pengalamannya naik kereta rangkaian listrik (KRL). Dalam tulisannya ia mengungkapkan bahwa ia kesal dengan ibu hamil yang selalu mendapat prioritas tempat duduk di kereta.

Selain itu, ia juga mengungkapkan bahwa ia terpaksa memberikan tempat duduknya pada ibu hamil. Ia menganggap, orang tua dan penyandang disabilitas lebih layak diberikan tempat duduk daripada ibu hamil.

Pada angkutan umum, salah satunya KRL, memang terdapat tulisan untuk memberikan tempat duduk prioritas bagi penyandang disabilitas, orang tua, ibu yang membawa anak kecil, dan ibu hamil.

Petugas pun rajin mengingatkan para penumpang untuk memberikan tempat duduknya bagi mereka yang lebih memerlukan. Perempuan yang rajin naik kereta jurusan Bogor-Tanah Abang ini memang memberikan tempat duduknya, tapi perlu diketahui bahwa ibu hamil tak dianjurkan berdiri di angkutan umum.



Dokter spesialis kandungan, Muhammad Dwi Priangga menuturkan ada efek negatif jika ibu hamil terlalu lama berdiri di angkutan umum. Ia menjelaskan bahwa pada ibu hamil terjadi perubahan fisiologis sebagai respon terhadap pertumbuhan janin dan plasenta. Perubahan ini meliputi sistem jantung dan kardiovaskuler jumlah plasma darah yang meningkat.

Hal ini, lanjutnya, membuat kerja jantung lebih berat dalam memompa darah, frekuensi nadi meningkat dan tekanan darah akan menurun untuk memastikan aliran darah ke janin atau plasenta tetap baik.

"Dengan bertambahnya berat dari janin, plasenta dan rahim dan payudara total dapat mencapai 5 – 7 kilogram sehingga ibu hamil akan kemungkinan besar mengalami hipotensi postural (tekanan darah rendah ketika berdiri atau berbaring) dan lebih mudah lelah, dan dapat memicu sinkop atau pingsan," jelas dokter Angga pada CNNIndonesia.com, Kamis (15/6).


Ia juga menuturkan, ibu hamil tak disarankan berdiri terlalu lama berapa pun usia kandungannya. Saat berdiri, darah jadi fokus di area kaki, padahal janin perlu aliran darah sebagai sumber oksigen dan zat gizi. Ini tentu mengganggu aliran darah menuju janin.

"Peningkatan volume darah mulai berlangsung pada usia kehamilan 12 minggu atau rahim mulai teraba di perut bawah dan mencapai puncaknya pada 32-34 minggu dan berlanjut sampai kehamilan akhir, sehingga ibu hamil disarankan untuk tidak berdiri sejak dari awal kehamilan," tambahnya.

Berita Terkait

populerRelated Article