AI ChatGPT Ogah Kasih Jawaban tentang 5 Orang Ini, Siapa Saja?
Uzone.id — Kalau dulu warganet punya Google untuk menjawab semua pertanyaan (bahkan sampai saat ini), sekarang warganet punya ChatGPT untuk melakukan hal yang sama dengan cara yang lebih mudah–dan seru.
Tapi, setiap teknologi memang punya kekurangannya masing-masing. Apalagi ChatGPT yang baru dirilis beberapa tahun ke belakang, masih banyak hal yang menjadi PR aplikasi buatan Sam Altman ini.Meski disebut-sebut bisa menjawab semua pertanyaan–bahkan kata-kata acak tak bermakna sekalipun, ternyata ChatGPT akan mengalami error ketika ditanya beberapa nama.
Ya, ChatGPT akan mengalami error dan tidak bekerja dengan semestinya ketika ditanya soal 5 nama berikut ini:
- Brian Hood
- Jonathan Turley
- Jonathan Zittrain
- David Faber
- Guido Scorza
Jika kalian mencoba menulis nama-nama tersebut, ChatGPT akan mematikan percakapan dengan balasan singkat “I'm unable to produce a response.”
Selanjutnya, di bagian bawah respon tersebut, ChatGPT memberi keterangan bahwa pihaknya tengah mengalami kesalahan saat membuat respon dan meminta pengguna untuk ‘membuat ulang’ pertanyaan. Tapi, ketika di-klik, tampilan yang sama akan kembali muncul.
Selain kelima nama di atas, sempat ada nama lain yang juga tidak bisa dijawab oleh ChatGPT. Nama tersebut adalah David Mayer, namun saat ini OpenAI sudah melakukan perbaikan pada chatbot AI tersebut sehingga tidak ada error lagi ketika kita bertanya soal David Mayer.
Menurut pembahasan beberapa tokoh yang tahu akan permasalahan ini, adanya kesalahan respons pada ChatGPT ini bisa disebabkan oleh beberapa hal, salah satunya adalah ‘halusinasi’, dimana ChatGPT bisa memberikan jawaban yang tidak benar karena telah mempelajari data yang salah.
Tapi, kalau soal ke-error-an yang terjadi ketika mengetik nama-nama ini, seorang pengamat teknologi, Bryan Lunduke mengatakan bahwa fenomena ini bisa terjadi karena ada pihak yang minta nama-nama ini ‘dilupakan’.
“Bisa saja salah satu pemilik nama tersebut telah mengajukan ‘hak untuk dilupakan' ke OpenAI,” kata Lunduke, dikutip dari Cnet, Rabu, (04/12).
Istilah "hak untuk dilupakan" ini mengacu pada undang-undang Eropa yang mengizinkan seseorang meminta mesin pencari untuk menghapus hasil kueri atas nama mereka. Ada kemungkinan orang dengan nama tersebut meminta untuk dihapus dari kueri bot.