5 Teknologi Smart City Ini Wajib Ada Biar Kota Semakin Cerdas
Uzone.id — Indonesia tahun ini memiliki cita-cita untuk mewujudkan 50 smart city di tahun 2023 ini. Tak heran kalau saat ini pemerintah terus mewujudkan berbagai teknologi untuk mendukung konsep kota cerdas di berbagai kota.
Konsep smart city ini bukan konsep baru, banyak kota dan negara di dunia sudah mengusung konsep ini semenjak lama, termasuk Singapura dan Oslo di Norwegia.Di balik teknologi terkini untuk mendukung terwujudnya konsep kota cerdas ini, ada beberapa teknologi penting yang harus ada di Smart City.
AI atau Artificial Intelligence
Perkembangan AI saat ini yang semakin canggih akan memberikan kemudahan bagi smart city, pasalnya AI membawa banyak benefit dan sering diterapkan di kota cerdas berbasis teknologi.
AI dapat menopang infrastruktur cerdas yang akan menghadirkan berbagai teknologi bagi warga kota tersebut. Apalagi, Smart City membutuhkan dan memproses data dalam berbagai bentuk dalam jumlah yang sangat besar atau big data.
Baca juga: Ibu Kota Baru Bakal Usung Konsep Smart Forest City, Apa Itu?
Kecepatan dan ukuran data yang besar inilah yang membuat smart city membutuhkan AI untuk membangun dan mengembangkan kota cerdas. Mulai dari menganalisa dan memprediksi data-data yang telah dikumpulkan di open data portals dan flash storage.
Selanjutnya, data-data ini akan menghasilkan insight berguna untuk berbagai aspek smart city seperti infrastruktur agar perencanaan kota lebih mudah, pengelolaan keuangan kota, hingga memberikan dampak positif bagi lingkungan memlaui pengelolaan energi dan lalu lintas yang lebih baik.
Perangkat IoT atau Internet of Things
Konektivitas merupakan komponen yang sangat diperlukan untuk penerapan smart city, dimana konektivitas IoT bisa memberikan solusi untuk smart enterprise di berbagai platform.
Mengutip Earth.org, Selasa, (07/03) dengan IoT, pemerintah kota bisa mengumpulkan data melalui sensor, perangkat yang terhubung, dan jaringan cerdas untuk menganalisis data serta memperoleh informasi berharga.
Selanjutnya,data-data ini dapat digunakan meningkatkan layanan perkotaan, keberlanjutan, keamanan, mobilitas, dan transparansi kota.
IoT sendiri memiliki kaitan yang cukup erat dengan penerapan AI. Contoh penerapan AI dan IoT ini antara lain dalam bidang transportasi dan mobilitas perkotaan, energi dan pemeliharaan kota.
Baca juga: Kenalan dengan ‘Smart Building’, Gedung Pintar Ramah Lingkungan
Lima contoh penerapan AI dan IoT yang ditemui dalam konsep smart city adalah waste management (pemantauan volume sampah dari jarak jauh), connected manhole (pemantauan gorong-gorong di bawah tanah), smart lighting (pemantauan lampu penerangan dari jarak jauh), smart parking (mempermudah mencari tempat parkir) dan smart electricity (mengetahui langsung data pemakaian listrik).
Sensor
Kota cerdas atau smart city perlu memiliki teknologi perangkat sensor dan juga video untuk mengumpulkan berbagai informasi di suatu wilayah.
Informasi ini termasuk kondisi di daratan, laut maupun di udara, bahkan apabila memungkinkan termasuk kondisi di luar angkasa. Tujuannya adalah untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat melalui teknologi yang ada.
Bentuk penerapan dari teknologi sensing ini bisa digunakan untuk memprediksi bencana alam, merancang jalan raya, menemukan “safe route”, memprediksi terjadinya kejahatan.
Salah satu contoh penerapan nyata dari teknologi sensing ini adalah adanya Sensor Flood Control System di DKI Jakarta untuk mengumpulkan data historis berupa level air, getaran, suhu, sentra CCTV yang bersumber dari sensor dan IoT. Teknologi ini digunakan untuk menangani resiko banjir yang sering terjadi di wilayah ini.
Mengutip dari Smart City Jakarta, data yang masuk dari sensor akan dianalisis untuk menghasilkan visualisasi informasi mengenai kondisi, potensi, serta prediksi terkait banjir di Jakarta.
Teknologi Geospasial
Teknologi geospasial merupakan sebuah teknologi yang memungkinkan untuk mengetahui objek, peristiwa dan fenomena yang terjadi di sebuah lokasi.
Teknologi ini digunakan di Smart City untuk menciptakan lingkungan perkotaan yang lebih mudah diakses dan ramah lingkungan serta dapat mendeteksi bencana yang mempengaruhi ekosistem.
Teknologi geospasial menawarkan solusi di bidang transportasi, pembangkit listrik, jaringan suplai air, perlindungan sipil atau pusat publik dan lainnya.
Baca juga: 7 Kota Ini Sudah Terapkan Program Smart City di Indonesia, Lho
Manajemen informasi geospasial, pemantauan iklim dan lingkungan di kota cerdas ini memungkinkan untuk mendeteksi perubahan lingkungan, meningkatkan pencegahan, mempercepat respons terhadap bencana iklim dan fenomena alam ekstrem, serta meningkatkan pengambilan keputusan.
Intinya, teknologi ini memudahkan administrasi publik untuk membuat keputusan yang lebih baik dalam pengelolaan lingkungan kota, terutama di lingkungan kota cerdas yang berkomitmen terhadap lingkungan alam.
Blockchain
Blockchain menjadi salah satu teknologi yang memungkinkan kota mengatasi tantangan besar mereka, yaitu keamanan.
Seperti yang disebutkan sebelumnya, smart city memanfaatkan dan mengumpulkan data dalam skala besar (Big Data) dan perangkat IoT untuk meningkatkan efisiensi dan kelayakan hidup masyarakatnya.
Semakin banyak data yang dikumpulkan, semakin tinggi pula potensi serangan yang akan hadir. Selain itu, isu seperti penyalahgunaan monitoring aktivitas data, transparansi, korupsi hingga penipuan juga kemungkinan terjadi.
Oleh karena itu, hadirlah teknologi blockchain yang juga merupakan teknologi yang digunakan untuk mengamankan mata uang kripto. Teknologi ini diklaim aman dan terdesentralisasi untuk menghadirkan konektivitas yang lebih aman dalam setiap prosesnya.
Blockchain dapat menyediakan basis informasi yang netral, dapat diakses, dan aman untuk mencegah tindak kecurangan dan membangun transparansi yang diperlukan dalam administrasi publik.
Selain itu, kombinasi antara blockchain, coding dan machine learning dapat menyediakan keamanan luar biasa untuk melindungi perangkat dan jaringan IoT dalam mengamankan sistem data smart city.