Home
/
Gadget

5 Produk Gagal Google yang Terpaksa ‘Mati’

5 Produk Gagal Google yang Terpaksa ‘Mati’

-

Hani Nur Fajrina10 December 2019
Bagikan :

(Project Ara. Foto: BGR)

Uzone.id -- Seberapa hebatnya Google sebagai raksasa teknologi, tetap saja tak luput dari kesalahan ataupun kegagalan. Hal ini tercermin dari beberapa produk yang Google kembangkan, namun berakhir malang.

Selama ini memang ada beberapa produk bikinan Google berupa layanan digital yang gagal berkembang secara berkelanjutan, seperti Google+ hingga aplikasi Allo. Selain layanan digital, ada pula produk hardware Google yang turut gagal.

Baca juga: Kontroversi Google Glass, Perangkat Canggih atau Cabul?

Kira-kira apa saja, ya?

1. Project Ara (2014-2016)

Preview
(Project Ara. Foto: AndrioidAuthority/Google)

Usianya seumur jagung, Project Ara padahal memiliki konsep unik, lho. Project Ara adalah ponsel pintar, namun semua komponennya terbagi ke dalam beberapa bagian modul.

Tujuannya, alih-alih konsumen menghamburkan uang ratusan dollar atau jutaan rupiah untuk melakukan upgrade ponsel, melalui Ara ini konsumen tinggal upgrade komponen tertentu saja.

Jadi, komponen di ponsel ini bisa dicopot dan dipasang gitu, gaes

Sayangnya Project Ara yang ambisius ini terpaksa dimatikan karena ekosistemnya belum siap. Padahal kalau kita ingat-ingat, harga ponsel pintar hari gini udah semakin meroket, ya..

2. Nexus (2010-2016)

Preview
(Nexus 5. Foto: dok. Wired)

Salah satu produk yang paling disayangkan karena harus ‘dibunuh’ Google. Ponsel seri Nexus dikenal sebagai “akarnya Android” dan dianggap sebagai salah satu smartphone terhebat yang pernah ada berkat spesifikasi mumpuni dengan harga yang gak tinggi-tinggi amat.

Nexus terpaksa harus dimatikan dan “ponsel murni” Android dari Google kini hadir dalam tampang dan brand berbeda, yakni Pixel.

3. Chromecast Audio (2015-2019)

Preview
(Foto: AndrioidAuthority)

Perangkat satu ini sederhananya bisa bikin speaker lawas kita jadi “pintar” karena bisa terhubung dengan smartphone.

Tinggal hubungkan Chromecast Audio ke speaker dengan kabel jack 3,5mm atau soket mini-TOSLINK, lalu hubungkan Chromecast Audio ke ponsel kita dengan bantuan sambungan aplikasi “Chromecast”.

Yah.. namanya juga teknologi, semakin berkembang speaker bluetooth yang mempermudah konektivitas dengan ponsel, jadinya Chromecast Audio semakin ditinggalkan.

4. Nexus Q (2012-2013)

Preview
(Foto: AndrioidAuthority)

Perangkat satu ini niatnya ingin menjadi pemutar media digital dan sudah diproyeksikan akan membawa teknologi apik seperti NFC hingga Android Beam yang bisa digunakan untuk mengatur semua media dari dalam rumah.

Setelah diluncurkan secara megah di ajang Google I/O 2012, Nexus Q yang desainnya bulat seperti bola ini malah dimatikan sebelum benar-benar jadi dijual ke pasar yang lebih luas. Konsumen yang sudah memesan produk seharga US$300 ini tetap mendapatkannya, namun secara gratis. Banyak yang merasa Nexus Q dibanderol terlalu mahal.

5. Google Glass (2013-2020)

Preview
(Co-founder Google Sergey Brin sedang memperkenalkan Google Glass di Google I/O 2012. Dok. YouTube Google Developers)

Google memutuskan untuk mematikan dukungan aplikasi MyGlass yang menjadi ‘penghidup’ dari Google Glass ini per 25 Februari 2020. Gak cuma itu, Google juga menghentikan update software terhadap Glass.

Dianggap memasang harga yang juga terlalu tinggi, yakni US$1.500, banyak konsumen yang merasa produk ini gak berfaedah dan justru memicu pelanggaran privasi karena kemampuannya yang bisa memotret dan merekam video sesuka hati dari kacamata langsung.

populerRelated Article