5 Fakta Drone Canggih ScanEagle Milik Indonesia
ScanEagle UAV (Foto: GeospatialWorld)
Uzone.id - Indonesia akan mendapat hibah alat utama sistem persenjataan (alutsita) dari Amerika Serikat), termasuk 14 unit ScanEagle.
Ketua Komisi I DPR RI Meutya Hafid mengatakan di Jakarta pada Rabu (16/2) bahwa pihaknya telah menyetujui hibah alutsita ScanEagle dari AS.
Bagi yang belum tahu informasi soal ScanEagle, pesawat nirawak ini masuk kategori low-altitude unmanned aerial vehicle (UAV) yang dibuat oleh Insitu, anak perusahaan Boeing, untuk keperluan pengintaian.
ScanEagle dirancang oleh Insitu berdasarkan pada SeaScan, sebuah UAV komersial untuk mencari ikan. Untuk mengenal lebih jauh pesawat nirawak ScanEagle, berikut 5 fakta yang dijelaskan berikut ini:
Baca juga: Kawasaki Obral W175 SE Jadi Rp23,5 Juta, D-Tracker Cuma Rp23 Juta
1. Pernah Dipakai Perang Irak
ScanEagle melengkapi Sistem Udara Tak Berawak (UAS) portabel untuk pengawasan otonom di medan perang, dan telah digunakan dalam perak Irak pada Agustus 2004.
Scan Eagle membawa kamera elektro-optik dan atau infra merah yang stabil. Memiliki komunikasi terintegrasi yang menjangkau lebih dari 100 km.
2. Bisa Terbang 20 Jam
Scan Eagle bisa terbang lebih dari 20 jam. Pesawat nirawak ini punya lebar sayap 3,1 meter, panjang 1,4 meter dan bobot 20 kg. Bisa melesat dengan kecepatan 80 knot atau 150 km/jam. Dengan kecepatan jelajah rata-rata 48 knot atau 89 km/jam.
Kelebihan ScanEagle tak perlu lapangan untuk menerbangkannya karena drone ini pakai alat peluncur pneumatik yang dipatenkan oleh Insitu, yang dikenal sebagai peluncur "superWedge".
Untuk mendaratkan ScanEagle pakai kabel penangkap (SkyHook). Tali akan menangkap drone dengan mengaitkannya pada bagian ujung sayap (winglet).
3. Harga Hampir Rp45 Miliar
Satu unit ScanEagle berharga USD3,2 juta atau sekitar Rp44,8 miliar (kurs Rp14 ribu) pada tahun 2006. Dilengkapi sistem terdiri dari empat kendaraan udara atau AV, stasiun kontrol darat, terminal video jarak jauh, sistem peluncuran SuperWedge dan sistem pemulihan Skyhook.
Varian ScanEagle terdiri dari ScanEagle X200 yang dioperasikan oleh sipil, CU-169 yang dipakai militer Kanada, MQ-27A dan MQ-27B dipakai militer AS, dan Scan Eagle RM1 dipakai angkatan laut Britania Raya.
Baca juga: Tak Cuma Indonesia, Filipina Produksi Honda BeAT Mulai Bulan Depan
4. Negara yang Operasikan ScanEagle
Selain AS, negara di dunia yang telah mengoperasikan ScanEagle: Afganistan, Australia, Kamerun, Kanada, Kolombia, Republik Chechnya, Irak, Jepang, Kenya, Lebanon, Lithuania, Malaysia, Belanda, Pakistan, Filipina, Polandia, Singapura, Spanyol, Tunisia, Inggris, Vietnam, dan Yaman.
5. Operasi ScanEagle
Pada April 2019, ScanEagle diluncurkan dari kapal Angkatan Laut AS saat berselisih dengan bajak laut Somalia yang saat itu menahan Kapten Richard Phillips dari MV Maersk Alabama di Samudera Hindia setelah upaya pembajakan yang gagal.
Pada September 2011, Insitu mengatakan bahwa ScanEagle dioperasikan Angkatan Laut AS dalam operasi Pelindung Terpadu selama Revolusi Libya.
ScanEagle diluncurkan untuk memberikan citra video selama tiga hari untuk menemukan komunikasi yang tidak bisa dilacak orang lain, yang diteruskan ke kapal dan kemudian ke pusat komando NATO.
Pada Mei 2013, Coast Guard AS mengoperasikan ScanEagle untuk menyita lebih dari 450kg kokain dari sebuah kapal cepat di Pasifik Timur.
VIDEO Mitsubishi New Triton Ultimate Test Drive, Terlalu Canggih Buat Offroad