Tak Melulu Glamor, Ini 5 Fakta di Balik Hidup Seorang Influencer
-
Bicara soal influencer, banyak dari kita pasti akan teringat soal deretan berita negatif atau reputasi buruk yang kerap beredar di media.
Bukan hanya itu, influencer juga biasanya identik dengan liburan mewah, makanan gratis di restoran, serta gaya hidup yang bebas.Meski begitu, tak semua influencer suka berulah buruk. Bahkan, beberapa influencer ternyata juga kesal dengan mereka yang kerap membuat masalah dan merusak reputasi influencer.
Belum lagi, ada banyak orang yang sebenarnya ingin menjadi influencer demi menyebarkan kebaikan.
Baru-baru ini, beberapa influencer pun membagikan rahasia di balik kehidupan mereka. Dilansir dari laman Insider, inilah fakta di balik hidup influencer yang terkesan glamor dan penuh liburan.
1. Menjalankan akun Instagram hingga sukses bukan hal mudah
Kehidupan influencer memang sekilas tampak seperti mimpi yang menjadi nyata. Namun, di balik foto-foto liburan yang diunggah, ternyata ada banyak waktu dan usaha yang harus dicurahkan.
Influencer yang baik harus bisa menjadi fotografer, jurnalis, direktur, produser, model, kritikus, hingga humas untuk diri mereka sendiri.
"Datang dari latar belakang perusahaan penerbitan, aku hanya bisa membandingkan pekerjaan influencer dengan pekerjaan di majalah. Namun, alih-alih banyak tim yang bertanggung jawab untuk berbagai aspek, kau adalah satu-satunya pekerja di sini," ujar fashion influencer Julia Lundin.
"Aku harus mempelajari semuanya dari pemasaran, SEO, kemampuan negosiasi, membuat konten tiap hari, dan membangun koneksi dengan pengikutku. Ini adalah pekerjaan 24/7 dan tidak pernah berhenti."
Belum lagi, influencer juga masih harus menanggung kritik atau komentar pedas yang kerap diberikan warganet.
2. Influencer bisa memiliki pengaruh yang kuat
Banyak orang yang meremehkan pekerjaan influencer akibat citra negatif yang ada. Padahal, jika dilakukan dengan baik, influencer dapat memiliki pengaruh besar di media sosial.
Tidak hanya itu, pengaruh influencer pun rupanya banyak dicari oleh merek-merek besar di dunia.
Sebagai contohnya, merek Estee Lauder menghabiskan 75% dari budget pemasaran mereka untuk kolaborasi dengan influencer.
Hal ini juga dibuktikan hotel Le Riad Yasmine di Marrakesh, yang mendadak viral dan kebanjiran tamu berkat foto yang diambil influencer di sana.
3. Memproduksi konten untuk sponsor tidak semudah kelihatannya
Influencer kerap dianggap sebagai seseorang yang hobi meminta sponsor demi mencari uang.
Kenyataannya, para influencer sukses tidak boleh sembarang meminta-minta. Sebaliknya, mereka harus melewati seleksi lebih dulu sebelum mendapat sponsor.
Setelah diterima pun, para influencer ini akan mendapat instruksi ketat soal apa yang harus dilakukan, apa yang harus ditulis, dan kapan konten tersebut harus diunggah.
"Influencer harus bekerja lebih keras dari biasanya, menjadi seorang produser dan direktur kreatif demi membuat konten yang segar dan menarik bagi konsumen," ujar Williams, CEO sebuah platform seleksi untuk para influencer.
Dengan kata lain, proses membuat konten untuk sponsor adalah pekerjaan yang panjang dan tidak bisa sembarang dilakukan.
4. Tidak semua influencer mau bekerja keras
Terlepas dari ketiga fakta di atas, tak semua influencer mau repot dan bekerja keras. Influencer macam inilah yang kerap membuat masalah dan tidak disukai oleh sesama influencer.
"Ada banyak influencer di luar sana yang hanya mengunggah foto bikini dan mendapat 10.000 likes."
"Kami mendukung mereka yang bekerja dengan baik, tapi percayalah bahwa tidak semua influencer mau bekerja keras. Bekerja di industri ini membuat kami belajar siapa yang baik dan siapa yang tidak."
5. Kebanyakan orang yang benci influencer sebenarnya merasa iri
Para influencer yang berulah buruk dan melakukan hal negatif mungkin memang pantas mendapat kritik.
Namun, sebagian besar influencer yang sudah bekerja keras demi membangun nama baik tidak setuju jika mereka semua pantas dibenci.
Ya, beberapa influencer memang melakukan hal buruk. Namun, begitu pula halnya dengan orang-orang di industri lainnya. Bedanya, kesalahan influencer lebih mudah dideteksi publik.
Tidak heran, influencer pun harus berusaha keras untuk mengabaikan orang-orang yang membenci mereka tanpa alasan.
Berita Terkait:
- Yuk Berburu Barang Preloved Milik Selebgram dan Influencer di Sini
- Media Sosial Ini Beri Keuntungan Sekaligus Perlindungan Bagi Konten Kreator
- 5 Kota di Eropa Lengkap dengan Rekomendasi Tempat Beli Makanan Halal
- Sering Pamer Kekayaan, Influencer Pria Ini Ternyata Pengedar Narkoba
- Bikin Heboh, Pengantin Ini Nikah Berselimutkan Uang Kertas