4 Blunder yang Sering Dilakukan Pasangan Usia 30-an Saat Bercinta
Memasuki usia kepala 3, akan mulai ada banyak perubahan pada tubuh terkait gejala penuaan yang bisa memengaruhi stamina Anda di ranjang. Belum lagi ditambah dengan padatnya kesibukan harian yang amat menyita waktu, mulai dari pekerjaan kantor, urusan rumah tangga, dan mengurus anak.
Semua lika-liku kehidupan ini bisa membuat hubungan intim Anda dengan pasangan mungkin tak selalu berjalan mulus. Nah supaya ranjang selalu bisa hangat menggelora, ada rahasianya: hindari berbagai kesalahan “pemula” ini saat berhubungan seks di usia 30 tahunan.Jangan ulangi kesalahan ini saat berhubungan seks di usia 30-an
1. Mau cepat selesai saja
Semakin usia bertambah tua, Anda mungkin jadi cenderung menomorsekiankan seks ketimbang hal-hal lain yang dianggap lebih berarti.
Sekalinya bercinta, Anda maunya menyegerakan saja permainan ranjang malam ini karena sudah keburu capek setelah beraktivitas seharian tadi. Bahkan tidak pakai foreplay dan sekadar basa-basi gombal; hanya buka baju kemudian penetrasi dan langsung tidur.
Beda dengan sewaktu (lebih) muda dulu ketika Anda dan pasangan masih dipenuhi rasa penasaran dan amat berhasrat untuk menjelajah tubuh satu sama lain. Padahal, justru itu rahasianya guna menjaga seks di usia 30 tahunan tetap fantastis dan bergelora.
Jika Anda berdua sama-sama sibuk, sebaiknya buat jadwal berhubungan seks dan sepakati waktu luang tersebut khusus hanya untuk bermesraan. Saat sama-sama di atas ranjang, nikmatilah momen tersebut setiap menitnya sebagai cara menghilangkan stres yang murah meriah. Perlahan-lahan eksplor setiap sentimeter tubuh pasangan untuk memberitahunya Anda menghargai dan mencintainya.
2. Takut kalau sudah tidak merasa bergairah lagi
Stres harian yang menguras tenaga ditambah dengan gejala penuaan tak terelakkan bisa membuat gairah bercinta menurun.
Bahkan, gairah Anda dan pasangan bisa saja tak pernah lagi “klop”. Anda sedang bergairah, tapi si dia sedang lesu. Semua hal ini lama-lama bisa berujung pada absen bercinta yang bikin ranjang makin “berdebu”. Tidak heran banyak pasutri yang hanya berhubungan intim 1-2 kali dalam setahun.
Gairah bercinta turun-naik itu sebenarnya wajar dan masih gampang buat diakali. Misalnya dengan ngobrol tentang seks atau menghidupkan fantasi seks yang selama ini Anda pendam dalam-dalam.
Jangan lupa juga untuk menjadikan seks sebagai bagian dari rutinitas harian, minimal biasakan 1-2 kali seminggu. Ini agar gairah seks Anda bangkit karena terlatih, sehingga kehidupan seks Anda berdua pun tetap membara!
3. Seks jangan dibawa serius
Walaupun sudah dijadikan agenda rutin, tidak seharusnya Anda terlalu serius saat bercinta. Misalnya karena mau cepat punya keturunan, takut gairah seksnya hilang lama kelamaan, dan karena tidak enak menolak pasangannya yang ingin bercinta.
Lakukanlah seks di usia 30-an dengan rileks, tenang, santai, sambil bercanda tawa ria dengan pasangan agar rutinitas ini terasa lebih nikmat.
Bercinta adalah kebutuhan alami setiap manusia, jadi tidak perlu terlalu serius atau terpaksa melakukannya.
4. Jangan terlalu fokus orgasme
Orgasme memang misteri bagi tiap wanita. Meski begitu, bukan berarti tidak mungkin wanita tidak bisa orgasme. Kebanyakan wanita salah kaprah dengan menganggap bahwa orgasme harus dilakukan lewat penetrasi penis.
Eits, lebih baik coba cara lain, yaitu lewat klitoris. Saat berhubungan intim, minta pasangan Anda untuk bermain dengan klitoris Anda. Organ tubuh yang punya lebih dari 8000 titik saraf rangsangan ini jangan dilupakan saat bercinta.
Lakukan pelan-pelan, Anda juga bisa berlatih mengikuti tips cara meraih orgasme klitoris. Lalu yang paling penting, Anda harus rileks sembari mengetahui bagian tubuh mana yang bisa membuat darah Anda berdesir kencang saat di ranjang.
The post 4 Blunder yang Sering Dilakukan Pasangan Usia 30-an Saat Bercinta appeared first on Hello Sehat.