3 Teknologi China Bak 'Tuhan', Bikin Matahari hingga Bulan Buatan
Ilustrasi foto: Human-Robot (ThisisEngineering RAEng/Unsplash)
Uzone.id - Selain negara yang punya penduduk terbesar, China juga berhasil menjadi negara dengan perkembangan teknologi yang super maju. Saking majunya, teknologi yang dihasilkan seakan ingin menandingi peran 'Tuhan'.
Beberapa dekade terakhir, China terus menunjukkan dominasinya secara global di berbagai sektor teknologi. Mulai dari smartphone, layanan game hingga aplikasi media sosial seperti TikTok.China sendiri telah merangkai serangkaian tujuan di negaranya, termasuk inovasi teknologi. Tak heran jika negara ini terus menerus mengembangkan proyek mega besar serta inovasi yang membuat dunia keheranan.
Baca juga: Prediksi Teknologi China, Jadi Leader di Dunia Metaverse?
Berikut beberapa pencapaian teknologi dan inovasi China yang tak disangka-sangka.
Matahari Buatan
China pertama kali meluncurkan matahari buatan dengan nama ‘HL-2M’ ini pada tahun 2020 lalu. Teknologi ini dibuat dengan tujuan untuk mendapatkan sumber energi yang bersih dan ramah lingkungan.
Matahari buatan China ini merupakan eksperimen nuklir terbesar dan tercanggih yang kabarnya akan digunakan pada 2050 mendatang. HL-2M dapat menghasilkan panas lebih dari 150 juta derajat celcius, 10x lebih panas dari inti Matahari yang asli.
Energi dari ‘Man-Made Sun’ ini menghasilkan tenaga dan panas yang sangat besar sehingga menghasilkan energi tanpa batas.
Robot Nyaris Mirip Manusia
Selanjutnya, teknologi China di bidang AI pun terus mengalami perkembangan yang pesat. Beberapa penerapan AI di bidang-bidang tertentu membuat China semakin maju beberapa langkah dari negara lainnya, sebut saja robot jaksa penegak hukum, dan robot yang nyaris mirip dengan manusia.
Baru-baru ini, China dilaporkan telah mengembangkan robot industri yang dapat meniru dan membaca alur kerja manusia dengan akurasi mendekati 100 persen, yaitu 96 persen.
Baca juga: Tahun Macan Air, ByteDance Mau Rilis 3 Aplikasi Baru
Tak hanya dapat mengganti peran manusia, robot tersebut akan mengenali niat manusia secara instan ketika manusia membutuhkan alat atau komponen tertentu sehingga manusia tak perlu lagi repot-repot mengatakan apapun. Setelahnya, robot tersebut akan memenuhi kebutuhan tersebut dan memberikannya pada manusia.
Robot kolaboratif ini disebut dengan ‘COBOT’ dan disebut akan mempercepat laju jalannya perakitan barang atau produk industri. Meski saat ini masih belum diterapkan secara leluasa karena masih belum stabil, COBOT ini menjadi ‘generasi baru’ yang akan segera berkembang di dunia robot.
Bulan Buatan
Setelah berhasil menciptakan Man-Made Sun atau Matahari Buatan yang memiliki panas 10x lipat dari matahari asli, China kembali akan menciptakan Bulan Buatan dalam proyek mega besarnya.
China sekarang sedang membangun fasilitas ‘Bulan Buatan’ yang akan mensimulasikan kondisi bulan dan lingkungannya. Hal ini akan digunakan oleh ilmuwan untuk menguji teknologi baru dan misi di masa depan.
Fasilitas yang terletak di timur kota Xuzhou, provinsi Jiangsu akan membuat gravitasi ‘menghilang’, oleh karena itu projek bulan buatan ini disebut ‘yang pertama di dunia’.
Saking canggihnya, fasilitas ini akan mereplikasi lingkungan gravitasi rendah sesuai dengan yang diinginkan. Ini akan membuat China tak bergantung pada pesawat tanpa gravitasi untuk para astronot, begitupun menjadi lingkungan untuk penemuan dan teknologi baru.
Gagasan bulan buatan ini berakar pada eksperimen dari fisikawan Rusia, Andre Geim yang melayangkan katak dengan magnet.
Li Ruilin, dari Universitas Pertambangan dan Teknologi China, yang memimpin pengembangan, lebih lanjut mengatakan bahwa simulator bulan juga dapat digunakan untuk menguji apakah teknologi baru seperti pencetakan 3D dapat digunakan untuk membangun struktur di permukaan bulan.
"Beberapa eksperimen yang dilakukan di lingkungan simulasi juga dapat memberi kita beberapa petunjuk penting, seperti di mana mencari air yang terperangkap di bawah permukaan," tambah Li, dikutip dari India Today, Senin, (31/01/2021).