Home
/
Lifestyle

3 Sikap yang Bisa Menghentikan Rasa Ketertarikan Pria pada Wanita

3 Sikap yang Bisa Menghentikan Rasa Ketertarikan Pria pada Wanita
Vallesca Souisa17 June 2019
Bagikan :

Setiap wanita pastinya pernah mempunyai pengalaman kurang mengenakkan dalam menjalin hubungan. Misalnya, Anda berkenalan dan merasa terkoneksi dengan seorang pria. Intens bertemu dan terasa adanya percikan asmara di antara kalian. Tetapi, suatu hari, tiba-tiba dia menarik diri. Katanya, dia belum siap berkomitmen. Meninggalkan Anda sendiri dalam kegalauan.

Ini memang menyakitkan. James Bauer, pakar hubungan dan kencan, juga penulis buku What Men Secretlty Want: How To Get Inside The Mind of Man, dari Amerika Serikat, mengatakan, ketika pria yang tengah dekat dengan Anda mendadak menjauh dan mengatakan tidak siap berkomitmen, sejujurnya Anda tidak menjadi pilihannya.

“Pria berkata apa adanya. Saat dia bilang, tidak siap berkomitmen, artinya dia memang belum siap berkomitmen atau memang tidak ingin menjalani hubungan lebih serius dengan Anda. Hanya wanita, suka menyangkal kenyataan yang ada,” kata James. Lalu tetap mengejarnya dan berharap dia akan berubah pikiran. Sikap ini menurut James, justru akan membuat pria lari lebih jauh lagi. Jangan semata-mata menyalahkan si pria. Terkadang, kita suka membuat kesalahan yang membuat pria jadi ilfil dan memilih mundur dari kehidupan kita. Berikut beberapa sikap yang bisa merusak rasa ketertarikan dia pada Anda.

Terlalu Menuntut

Setiap orang senang merasa dibutuhkan dan diperhatikan. Tetapi bila berlebihan, akan terkesan mengontrol. Biasanya ini terjadi, karena ada rasa tidak aman, kurangnya rasa percaya diri pada diri wanita. “Sehari tak bertemu saja, Anda mengirimkannya pesan berulang-ulang menanyakan, ‘kamu di mana?’ Saat belum terbalas juga, Anda menuliskan pesan lain, ‘Helo? Lagi mengobrol sama yang lain, lebih asyik, ya?’ Selain itu, biasanya Anda terlalu bergantung padanya. Terlalu membutuhkannya, sehingga seolah tak ada hal lain yang Anda lakukan, selain ingin bersamanya, ingin mendengarnya, ingin tahu tentangnya, ingin diperhatikan olehnya 24 jam kalau bisa,” terang Julia Nowland, terapis pasangan, dan pemilik web seputar konsultasi hubungan, Whole Heart Relationships. Sikap seperti ini biasanya dilatari pengalaman masa lalu yang kurang baik, mungkin pernah mengalami penolakan sebelumnya, atau pernah dikhianati. Hati-hati, sikap seperti ini bisa membuat pria jengah.

(Depositphotos)
Preview

Terlalu Independen hingga Terkesan “Bossy”

Menjadi wanita yang independen baik secara materi, pikiran, maupun mental adalah hal yang baik. Namun bukan berarti Anda menjadi bos atau dominan, terlebih dalam konteks hubungan antara pria dan wanita. “Bisa melakukan segala hal, berpikir dan memutuskan segala sesuatunya sendiri, bukan berarti tidak bisa menerima ide atau masukan si dia. Bukan berarti juga, Anda tahu segalanya. Dan mentang-mentang Anda punya penghasilan banyak, bukan berarti Anda bisa memperlakukannya seenaknya, seperti Anda menyewa orang. Perlahan-perlahan sikap seperti ini bisa memadamkan rasa ketertarikannya pada Anda,” ungkap James. Pria punya ego yang harus dijaga juga.

Selalu Ingin Menilai dan Mengubah Dia

Pada dasarnya, hubungan adalah tentang saling melengkapi satu sama lain. Bagaimana yang satu bisa mengimbangi lainnya. “Bagaimana Anda menerima seseorang dalam hidup Anda dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Memang pada prakteknya, tidak semudah mengucapkan, ‘saya menyukai dia apa adanya’,” ungkap Nick Bastion pakar hubungan dan percintaan serta penulis buku Soulmate Switch, 6 Keys to Make a Man Loves You, dari Amerika Serikat.

Dibutuhkan ketulusan dan pengertian. Sayangnya, beberapa wanita memang suka menilai pasangannya secara berlebihan, seharusnya si dia begini dan segala ekspektasi lainnya. Hingga Anda ingin dia berubah dalam banyak hal. Perlu digaris bawahi, ada hal-hal yang bisa diubah, seperti misalnya kehidupan perekonomian, tetapi ada hal yang memang tidak bisa diubah. Seperti karakter, misalnya. “Lama-lama pria akan merasa terganggu, kesal dengan hal ini. Dia mengencani Anda untuk bersenang-senang, merasakan kebahagiaan. Bukan untuk menjalani terapi,” pungkas Nick. Membuatnya menjadi lebih baik boleh saja, selama dalam batas-batas yang wajar.

(val)

populerRelated Article