Home
/
Digilife

Waduh, TikTok Segampang Itu Buat Diretas Hacker?

<i>Waduh</i>, TikTok Segampang Itu Buat Diretas Hacker?
Hani Nur Fajrina10 January 2020
Bagikan :

(dok. Dailymail)

Uzone.id -- Aplikasi media sosial basis video, TikTok ternyata rentan banget, sampai-sampai akun pengguna gampang disusupi hacker.

Temuan ini dipaparkan oleh lembaga riset Check Point Research yang bergerak di bidang keamanan siber. Check Point menemukan “berbagai kerentanan” di dalam aplikasi TikTok. Hal ini membuat aplikasi TikTok jadi semudah itu diretas.

Saking mudahnya, Check Point mengatakan, hacker akan dengan mudahnya menyebarkan pesan teks tipuan yang seolah-olah memang berasal dari TikTok. Jika ada pengguna yang membuka tautan palsu itu, si peretas bisa langsung mengakses akun TikTok.

Baca juga: 2 Tahun di Indonesia, Gimana TikTok Dapat Untung?

Mengutip The Verge, saat hacker sudah berhasil menyusup ke akun kita, maka mereka sangat mungkin mengotak-atik apapun di dalamnya, seperti mengubah Settings, mengunggah dan menghapus video, sampai mengubah video-video dari publik ke private dan sebaliknya.

Hal lain yang disorot Check Point adalah infrastruktur TikTok memungkinkan para peretas untuk mengarahkan ulang si korban ke situs yang berisi virus jahat, tapi tampilannya mirip banget sama laman utama TikTok. 

Check Point mengaku telah memberi tahu perusahaan induk TikTok mengenai celah keamanan ini pada November lalu, dan tampaknya TikTok sudah mencoba untuk memperbaiki masalah tersebut.

Baca juga: Kronologi TikTok Dianggap Mata-mata China

“Sebelum membeberkan ini ke publik, Check Point setuju bahwa semua masalah yang dilaporkan tersebut sudah kami usahakan agar diperbaiki di aplikasi versi terbaru. Semoga resolusi ini dapat mendorong kolaborasi kami dengan peneliti atau ahli dalam pengawasan,” ungkap seorang anggota tim keamanan TikTok, Luke Deshotels.

Meski begitu, menurut kepala peneliti Check Point, Oded Vanunu, aplikasi seperti TikTok yang memiliki nyaris 1,5 miliar pengguna global dalam kurun waktu 2,5 tahun, seakan ‘wajar’ menjadi target empuk bagi peretas untuk mencomot data dan informasi pribadi.

“Kami berusaha untuk memastikan agar orang-orang mengerti bahwa ruang siber tidak dimulai dan berakhir di platform super canggih, melainkan soal data dan privasi kita semua pada dasarnya berisiko rentan,” ungkap Vanunu.

populerRelated Article