Home
/
Film

Throwback Movie: 25 Tahun Drama Pilu Holocaust ‘Schindler’s List’

<i>Throwback Movie</i>: 25 Tahun Drama Pilu Holocaust ‘Schindler’s List’

Hani Nur Fajrina07 December 2018
Bagikan :

“He who saves one life, saves the world entire.”

Itu adalah tagline dari film ‘Schindler’s List’ yang dirilis pada 1993. Diinspirasi dari peristiwa nyata yang terjadi di zaman Perang Dunia II, film ini fokus pada genosida yang dilakukan oleh rezim Nazi pimpinan Adolf Hitler.

Berbicara tentang peristiwa Holocaust oleh Nazi, tentu selalu membuat hati tersayat. Bagaimana tidak, jutaan jiwa direnggut secara tidak manusiawi. Dijadikan budak, disiksa, dibiarkan mati begitu saja dalam kelaparan, kedinginan, digerogoti penyakit, hingga dibasmi secara sadar dengan gas.

Preview

(Universal Pictures)

Sejarah tentang kemanusiaan ini dampaknya sangat besar. Hitler yang terkenal kejam dan membenci kaum Yahudi akan selalu diingat sebagai sosok keji tak kenal ampun, khususnya bagi orang-orang Yahudi di kawasan Eropa seperti Jerman, Belanda, Polandia, Austria.

‘Schindler’s List’ membingkai satu kisah inspiratif di tengah neraka dunia ketika Nazi menginjak-injak hak asasi kaum Yahudi. Digarap Steven Spielberg, film ini mengangkat kisah seorang pengusaha bernama Oskar Schindler (Liam Neeson) yang tergerak hati nuraninya untuk menyelamatkan 1.200 pegawai pabriknya yang kebetulan Yahudi.

Film ini begitu menggugah karena menyalakan kembali harapan untuk hidup bagi manusia. Schindler boleh dianggap sebagai ‘pahlawan’ bagi sebagian kecil umat Yahudi yang selamat dari maut biadab, namun ‘Schindler’s List’ lebih menekankan kepada dibutuhkannya jiwa besar untuk melawan rezim kejam yang sedang menjadi penguasa. Semakin besar tekad kuat untuk melakukan aksi melawan kejahatan, semakin besar pula harapan manusia agar terus berjuang untuk hidup.

Preview

(Universal Pictures)

Sinematografi ‘Schindler’s List’ mendukung nuansa pilu Holocaust Nazi karena menggunakan konsep hitam putih yang membangkitkan kesan betapa realistisnya peristiwa mengerikan ini.

‘Schindler’s List’ juga dibintangi oleh deretan aktor papan atas lain seperti Ralph Fiennes yang memerankan Amon Goeth, komandan kamp Nazi di Krakow, Polandia yang sangat kejam dan tidak berperikemanusiaan. Selain itu, ada Ben Kingsley yang berperan sebagai Itzhak Stern, karyawan setia Schindler yang membantunya menyelamatkan ribuan pegawai Yahudi.

Menerima puja dan puji, tak heran film ini meraih tujuh piala Oscar termasuk Best Director untuk Spielberg dan Best Picture.

Baca juga: Hal-hal Seru yang Terjadi di Drama Tinju Perdana 'Rocky'

Di pekan ini, industri Hollywood merayakan 25 tahun ‘Schindler’s List’ sejak ia dirilis pada 1993. Dengan begitu, edisi Throwback Movie kali ini juga akan menyajikan beberapa fakta menarik tentang ‘Schindler’s List’. Keep on reading!

1. Diadaptasi dari novel berjudul ‘Schindler’s Ark’ karya novelis asal Australia, Thomas Keneally.

2. Spielberg menunggu 10 tahun untuk akhirnya menggarap film ini. Alasannya, pada 1983 di mana usianya 37 tahun, dia mengaku belum siap untuk membuat film tentang pembantaian kaum Yahudi. Spielberg sendiri adalah seorang Yahudi.

3. Fiennes menaikkan berat badannya sampai 13 kilogram demi memerankan karakter keji Amon Goeth. Dia minum bir Guinness hampir tiap hari.

Preview

4. Spielberg tidak mau menerima gaji sepeserpun dari film ini. Gaji dan pendapatan dari film ini disumbangkan Spielberg untuk Shoah Foundation, yayasan yang mengelola dan mengabadikan testimoni serta hal-hal berbau sejarah dari para penyintas aksi genosida Nazi.

5. Robin Williams jadi penghibur masa sulit produksi film. Spielberg sangat emosional saat memproduksi film ini karena terlalu personal untuknya, mengingat dirinya adalah Yahudi juga. Saking depresinya, dia meminta mendiang Robin Williams untuk menghiburnya dengan bercandaan dan sketsa komedi agar dia bisa tertawa.

Preview

6. Dibuat di sela pra-produksi ‘Jurassic Park’. Kebayang nggak, seorang Spielberg membagi otaknya untuk menggarap dua film beda genre dalam waktu yang hampir bersamaan. Spielberg memutuskan untuk syuting ‘Jurassic Park’ terlebih dahulu, mengingat film ini penuh dengan aksi seru dan diisi oleh robot-robot dinosaurus. Setelah proses syuting kelar dan memasuki pra-produksi ‘Jurassic Park’, baru Spielberg mengerahkan energinya yang tersisa untuk mulai syuting ‘Schindler’s List’. Hebatnya lagi, kedua film ini sukses di pasaran.

7. Jadi film hitam putih dengan bujet termahal hingga hari ini. Mengutip berbagai sumber, film ini menelan bujet mencapai US$25 juta atau setara Rp361 miliar.

8. Film dilarang tayang di beberapa negara dengan mayoritas penduduk Islam, seperti Malaysia, Mesir, dan Indonesia. Alasan umumnya adalah film ini dinilai tidak adil bagi pihak Jerman (dalam hal ini, Nazi) dan dianggap terlalu bersimpati terhadap kaum Yahudi.

populerRelated Article