Perkosa Ratusan Pria, Netizen Bandingkan Reynhard Sinaga dengan Ted Bundy
-
(Ilustrasi/Unsplash)
Uzone.id -- Warganet sejak tadi malam hingga pagi ini geger gara-gara sosok lelaki bernama Reynhard Sinaga. Influencer bukan, YouTuber bukan, apalagi selebriti.Gak terbayang jadi Reynhard. Namanya mencuat di jagat maya karena pemberitaan negatif. Saking negatifnya, Reynhard yang mendadak ‘terkenal’ ini langsung tercoreng namanya di mata warga (internet) Indonesia.
Usianya 36 tahun, dia pindah ke Inggris pada 2007 untuk melanjutkan studi S2 di Redbrick University, Manchester jurusan sosiologi setelah lulus dari Arsitektur Universitas Indonesia.
Alih-alih mendapat pemberitaan tentang pencapaiannya di bidang pendidikan, lelaki kelahiran Jambi ini malah harus bersiap dipenjara seumur hidup di Inggris.
Alasannya bikin shock warganet se-Indonesia: Reynhard diputuskan bersalah atas kasus pemerkosaan dan pelecehan seksual terhadap 48 pria di Manchester, Inggris.
Sementara polisi setempat punya dugaan ada sekitar 190 orang yang menjadi korbannya. Namun hal ini belum terbukti sepenuhnya. Sementara di antara 159 kasus, 136 di antaranya dilaporkan diperkosa berkali-kali.
Miris, Reynhard sampai dijuluki “Predator Setan”.
Reaksi netizen beragam atas skandal ini. Ada yang mengaitkannya dengan pelaku kriminal tenar lain. Ada juga yang mengingatkan soal moral, bukan masalah orientasi seksual.
Ted Bundy, Jeffrey Dahmer, Reynhard Sinaga adl gambaran kecil dr sekian bnyk pelaku kekerasan seksual yg berwajah ganteng ato min menarik lah. Krn ganteng jg relatif. Ya krn berwajah menarik & ramah inilah mknya korban jd menurunkan bhkn gak pny kewaspadaan.
— SUSI (@SUSI_AJ1406) January 7, 2020
Ted Bundy adalah seorang psikopat yang cukup terkenal di tahun 1980an di Amerika. Dia menggunakan ketampanannya untuk membuai mangsa-nya. Mereka adalah para perempuan yang terpana dengan kegantengan psikolog ini. Sayangnya, di balik wajah gantengnya ada hati iblis. Dia menewaskan puluhan perempuan untuk memenuhi hasrat gilanya. Kegilaan Ted dengan Reynhard bisa jadi sama, merugikan orang lain, walau tidak sampai berakhir membunuh.
Yang salah itu orangnya --Reynhard Sinaga-- karna gapunya moral sama akhlak bukan orientasi seksualnya. Plis ya mikir
— KiraanaRa???? (@AkuDiamAkuImut) January 7, 2020
Pas baca berita tentang Reynhard Sinaga ini plot twist banget dah. Kirain merkosa ratusan perempuan, taunya laki. Kacau.
— sandra natalia (@lesandra161) January 7, 2020
Tapi gak ada yang lebih banyak dari pembahasan kalau Reynhard sukses bikin Indonesia ‘go international’ namun dalam konteks yang buruk. Ada beberapa kekhawatiran yang dipikirkan netizen, seperti beasiswa di Inggris dan lain sebagainya.
Indonesia go internasional bersama Reynhard Sinaga
— Bara_sg (@barasyg) January 7, 2020
Kasus Reynhard Sinaga ini bisa bikin jelek nama orang Indonesia di Inggris. Inggris lagi kanan-kanannya ini gara gara Brexit dan Boris Johnson.
— hello, this is my unnecessarily long display name (@risanda_adhi) January 7, 2020
Yaa semoga saja ga terjadi diskriminasi.
Oh, burn in hell Reynhard.
Reynhard Sinaga, semoga dengan kejadian ini, warga Indonesia tetap diterima baik di negara Inggris dan kesempatan apapun tetap terbuka seperti biasanya, misalnya beasiswa hehe
— Rizka Adela Fatsena (@RFatsena) January 7, 2020
Pagi” udh heboh sm berita Reynhard Sinaga.. Gila sih pria perkosa pria smpe puluhan orang gitu, padahal udh punya 2 gelar master di inggris..
— eha (@ehaehoy) January 7, 2020
Indonesia jd terkenal gara” dia ????
Garagara si Reynhard Sinaga ni.
— not pikachu (@1122sseul) January 7, 2020
Bikin malu orang Indonesia. Apalagi orang batak, marga Sinaga.
belom lagi sebagian motong moton namanya jadi Rey.
Sialan.
Namaku itu -____-
Diketahui pada Agustus 2012 Reynhard sempat berkuliah di Universitas Leeds, Inggris untuk mengejar gelar PhD untuk ilmu Geografi Manusia, namun ia tidak selesai.
Mengutip berbagai sumber, Reynhard sempat menyerahkan tesisnya berjudul Sexuality and Everyday Transnationalism Among South Asian Gay and Bisexual Men in Manchester. Tesis itu ia ajukan pada Agustus 2016, sayangnya tesisnya itu dinyatakan gagal. Sampai akhirnya kasus ini terungkap, Reynhard memang menetap di Inggris.